Lebih dari 2.000 petugas medis di Gaza Utara mengalami kelaparan dan tidak memiliki makanan untuk sahur dan berbuka puasa selama bulan Ramadan. Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza telah mengeluarkan permohonan bantuan internasional untuk menyelamatkan staf rumah sakit yang mengalami kelaparan.
Kondisi kelaparan yang menimpa petugas medis di Gaza Utara menjadi perhatian serius karena dikhawatirkan dapat menyebar ke seluruh penduduk, apabila bantuan yang diterima tidak mencukupi. Hal ini bahkan dapat berakibat fatal dan menimbulkan kematian di tengah pandemi yang sudah cukup memberatkan.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina menegaskan bahwa tenaga medis di Gaza Utara sangat rentan terhadap kelaparan, sehingga dibutuhkan tindakan cepat untuk mencegah tragedi kemanusiaan yang lebih besar terjadi.
Kabar buruk juga datang dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara, dua anak telah meninggal akibat kekurangan gizi dan kelaparan. Sebelas anak lainnya juga mengalami dehidrasi dan kekurangan gizi yang mengancam nyawa.
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan menyatakan bahwa kekurangan makanan untuk staf dan pasien semakin memburuk, dengan hanya menyediakan kurma dan air tanpa susu untuk anak-anak yang terkena dampak kelaparan.
Situasi semakin genting dengan dilaporkan bahwa sebanyak 25 warga Palestina telah tewas karena kelaparan di Gaza Utara yang terkepung. Masyarakat Gaza Utara membutuhkan bantuan darurat untuk mengatasi krisis kemanusiaan ini sebelum semakin banyak korban yang bertambah.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”