BANDAR LAMPUNG (Lampost.co) – Fenomena Long Covid yang saat ini menjadi perhatian banyak orang, menambah rangkaian keprihatinan masyarakat karena Covid-19 tidak pernah berhenti di Indonesia.
Dalam dialog virtual Gugus Tugas Penanganan Covid-19 bertajuk “Waspadai Efek Jangka Panjang Covid-19”, terdapat laporan terbaru WHO tentang efek jangka panjang Covid-19 yang menyatakan bahwa Covid-19 dapat menyebabkan penyakit yang berkepanjangan pada beberapa orang. Ini disebut fenomena “Long Covid”.
Presiden Ikatan Dokter Paru Indonesia Agus Dwi Susanto menjelaskan, fenomena ini merupakan istilah baru untuk sindrom pasca Covid yang sebelumnya digunakan oleh para ahli kesehatan untuk menggambarkan kondisi atau kondisi penderita. pasien dengan gejala lain setelah sembuh dari Covid-19.
“Ini istilah lama, tapi seiring perkembangannya, akhirnya WHO memperkenalkannya dengan Long Covid. Ini bisa diartikan sebagai kondisi gejala yang muncul pada pasien yang sudah sembuh dari Covid-19,” a- ungkapnya, Kamis (3/12/2020).
Ia melanjutkan, gejala tersebut bisa muncul berbulan-bulan dan tetap berada di tubuh survivor atau orang yang sudah sembuh dari Covid-19. Mengenai gejalanya, bisa bervariasi dari gejala kelelahan yang paling kronis.
Ditambah dengan gejala sesak nafas, nafas berat dan jantung berdebar-debar juga terkait dengan jantung. Kemudian nyeri sendi, nyeri otot, termasuk gangguan psikologis seperti depresi, katanya.
Meski bisa terjadi, Agus menegaskan bahwa Long Covid bukanlah virus yang tertinggal di tubuh seorang survivor Covid-19. Long Covid, merupakan sekuel yang muncul setelah seseorang dinyatakan sembuh dari Covid-19, kemudian bisa terjadi akibat kelainan yang ada saat sedang sakit.
“Ada contoh pasien yang paru-parunya mengalami kekakuan pada jaringan paru yang bisa bertahan selama 2-3 bulan. Hal inilah yang membuat oksigen tidak masuk, kemudian pasien bernafas dengan berat, sesak nafas dan mungkin bisa dideteksi dari tes fungsi paru, ”ujarnya.
Selain itu, Agus juga menyampaikan bahwa siapapun bisa terpapar Long Covid, sehingga semua survivor harus waspada. Kelompok yang paling rentan adalah penderita komorbiditas, penderita lanjut usia dan penderita kebiasaan merokok.
“Namun, itu tidak menutup kemungkinan bahwa siapa pun bisa terkena. Beberapa laporan menambahkan bahwa orang yang tidak memiliki penyakit penyerta juga bisa tertular Long Covid. Jadi ada hal yang mungkin tidak kita ketahui di beberapa populasi,” apapun bisa terjadi, ”jelasnya.
EDITOR
Ricky Marly
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”