Jakarta, CNBC Indonesia – Hubungan antara Turki dan Iran memanas sejak akhir pekan lalu. Kedua negara saling memanggil pejabat diplomatik.
Semuanya berawal ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi Azerbaijan dan membaca puisi tentang kemenangan negara tersebut atas perang dengan Armenia di Nagorno-Karabakh. Erdogan merujuk pada provinsi barat laut Iran yang katanya milik Azerbaijan.
Hal ini memicu reaksi keras di negara Ayatollah Khamanei. Selain itu, Iran adalah rumah bagi komunitas Azeri yang besar, terutama di provinsi barat laut Azerbaijan dan Armenia.
Menurut kantor pers ISNA Iran, puisi itu adalah salah satu simbol separatis Turki. Otoritas Iran telah memanggil duta besar Turki untuk Teheran untuk mengeluh tentang “pernyataan intervensionis dan tidak dapat diterima” Erdogan.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif juga menulis di Twitter. Dia menyebut kata-kata Erdogan buruk.
“Presiden Erdogan tidak diberi tahu bahwa apa yang dikatakannya salah di Baku (Azerbaijan) mengacu pada pemisahan paksa wilayah utara Aras dari tanah air Iran,” katanya. AFP, Senin (14/12/2020).
Turki pun bereaksi terhadap hal ini. Ankara memanggil duta besar Iran untuk meminta klarifikasi atas tuduhan “tidak berdasar” tersebut.
Juru bicara Presiden Erdogan Fahrettin Altun juga mengatakan partainya mengutuk penggunaan “bahasa ofensif” oleh Erdogan. Menurutnya, pembacaan puisi sengaja dibawa keluar konteks.
Altun mengatakan puisi itu tentang Armenia dan Azerbaijan tidak mengacu pada Iran. “Itu juga tidak tersirat dengan cara, bentuk atau bentuk apapun,” katanya.
Hal senada juga dikemukakan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu. Menurut sumber selama panggilan telepon dengan pejabat Iran, dia mengatakan pernyataan negara Syiah itu tidak dapat diterima.
“Pernyataan tidak berdasar dan serius yang dibuat oleh Iran dan ditujukan kepada presiden kami tidak dapat diterima,” tulis seorang sumber dari Kementerian Luar Negeri Turki. AFP lagi.
“Selain itu, selama masa-masa sulit Iran, Turki membela negara itu. Hal ini meningkatkan tingkat kekecewaan Ankara.”
Iran dan Turki telah memperkuat kerja sama ekonomi mereka selama dekade terakhir. Namun, keduanya tetap menjadi saingan di beberapa bagian Timur Tengah dan Asia Tengah.
(Kepala / kepala)
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”