Sebuah keluarga yang kehilangan orang yang mereka cintai dalam kecelakaan pesawat di Indonesia telah mengajukan gugatan terhadap Boeing, dengan tuduhan bahwa mereka menerbangkan pesawat yang “rusak dan berbahaya secara tidak wajar”.
Penerbangan Sriwijaya Air (SJ-182) jatuh ke kedalaman Laut Jawa beberapa menit setelah lepas landas dari bandara Jakarta awal bulan ini. Pesawat itu memiliki 62 orang di dalamnya pada saat kecelakaan itu.
Sebuah keluarga Indonesia kini telah menggugat Boeing di Pengadilan Sirkuit Cook County di Illinois. Keluarga kehilangan tiga anggota dalam kecelakaan fatal itu.
Baca juga | Kotak hitam Boeing 737 Indonesia yang jatuh ditemukan di Laut Jawa
Diwakili oleh firma hukum Wisner, keluarga tersebut menuduh bahwa pesawat Boeing 737-500 mengalami kesalahan dalam lebih dari satu cara sebelum lepas landas, dan kerusakan tersebut diabaikan oleh perusahaan.
Gugatan tersebut mengklaim ada kemungkinan sistem akselerator otomatis yang salah – sistem yang bertanggung jawab untuk mengendalikan tenaga mesin secara otomatis. Dia juga menuduh sistem kontrol penerbangan gagal.
Menurut dokumen yang diserahkan, diduga ada kemungkinan korosi pada “katup periksa pembersihan udara tahap kelima mesin … menyebabkannya terhenti dalam posisi terbuka selama penerbangan, mengakibatkan mesin mati tak terkendali. Kompresor”.
Sejauh ini, pihak berwenang dan tim pencari tidak dapat menemukan perekam suara kokpit yang dapat digunakan penyelidik untuk mendengar percakapan antara pilot dan mendapatkan rincian tentang apa yang salah beberapa kali, beberapa menit setelah lepas landas.
Namun, perekam data penerbangan pesawat telah ditemukan dan sedang diselidiki.
Firma hukum tersebut melaporkan bahwa hanya satu keluarga Indonesia yang belum mengajukan gugatan, perusahaan tersebut berhubungan dengan keluarga lain yang kehilangan anggota tubuh dalam kecelakaan fatal tersebut.
“Hati kami tertuju kepada awak penerbangan Sriwijaya Air SJ-182, para penumpang dan keluarganya. Pakar teknis Boeing membantu penyelidikan dan kami terus memberikan semua dukungan yang diperlukan selama masa sulit ini,” kata Boeing dalam sebuah pernyataan.
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”