Sebuah pesawat Sriwijaya Air kehilangan kontak dengan otoritas penerbangan Indonesia tak lama setelah lepas landas dari ibu kota Jakarta pada hari Sabtu. Pesawat yang sedang dalam perjalanan menuju Pontianak itu membawa 50 orang penumpang.
New Delhi | Kantor Pers Jagran: Penerbangan Sriwijaya Air 182, yang kehilangan kontak dengan otoritas penerbangan Indonesia beberapa menit setelah lepas landas dari Jakarta pada hari Sabtu, diperkirakan jatuh ke laut utara ibukota. Pesawat itu, dalam perjalanan ke Pontianak, memiliki 50 penumpang dan 12 awak di dalamnya, lapor Reuters.
Mengutip pejabat Badan Pencarian dan Penyelamatan Basarnas, badan tersebut sebelumnya melaporkan bahwa tim penyelamat menemukan puing-puing yang dicurigai di perairan utara Jakarta. Namun, belum dapat dipastikan bahwa puing-puing tersebut berasal dari maskapai yang hilang tersebut.
Situs web Pelacakan Penerbangan Flight Radar 24 melaporkan bahwa penerbangan Sriwijaya Air # S1182 kehilangan lebih dari 10.000 prestasi ketinggian dalam waktu kurang dari satu menit, hanya empat menit setelah meninggalkan Jakarta.
Penerbangan Sriwijaya Air # SJ182 kehilangan ketinggian lebih dari 10.000 kaki dalam waktu kurang dari satu menit, sekitar 4 menit setelah meninggalkan Jakarta.https://t.co/fNZqlIR2dz pic.twitter.com/MAVfbj73YN
– Flightradar24 (@ flightradar24)
9 Januari 2021
Dalam tweet berikutnya, pelacak penerbangan menyatakan bahwa pesawat itu adalah Boeing 737-500 “klasik” dengan nomor registrasi PK-CLC (MSN 27323). Sinyal ADS-B penerbangan hilang pada 0740 UTC.
Maskapai mengatakan mereka mengumpulkan lebih banyak informasi tentang penerbangan itu sebelum membuat pernyataan resmi. Seorang juru bicara Boeing mengatakan mereka sedang memantau situasi dengan cermat dan bekerja untuk mengumpulkan lebih banyak informasi.
Kementerian transportasi Indonesia mengatakan sedang menyelidiki insiden itu, kantor berita AFP melaporkan. Badan SAR Indonesia dan Komisi Keselamatan Transportasi Nasional sedang menyelidiki masalah ini.
Ini adalah cerita yang berkembang. Rincian lebih lanjut tentang subjek ini sedang ditunggu.
Sriwijaya Air Group didirikan pada tahun 2003 dan sejauh ini memiliki catatan keselamatan yang kuat, dengan tidak ada korban jiwa dalam empat insiden yang tercatat dalam database Jaringan Keselamatan Penerbangan. Namun, pada 2008 seorang petani tewas ketika sebuah Boeing 737-200 keluar dari landasan pacu karena masalah hidrolik.
Diposting oleh:
Lakshay Raja