Kantor Berita (The Jakarta Post)
Jakarta
Sen, 9 Desember 2019
Indonesia akan membalas dendam atas kekalahan penyisihan grup saat menghadapi Vietnam di final sepak bola 30-an.e Pesta Olahraga Asia Tenggara (SEA) di Filipina, Selasa.
Tim Merah Putih melaju ke final setelah mengalahkan Myanmar 4-2 melalui perpanjangan waktu di Stadion Rizal Memorial di Manila, Sabtu. Sementara itu, Vietnam mengalahkan Kamboja 4-0 di pertandingan semifinal lainnya hari itu.
Kemenangan bagi Indonesia pada Selasa akan membuat sejarah SEA Games terulang kembali. Pada final 1991, Indonesia menang di Stadion Rizal Memorial, mengalahkan Thailand 4-3 melalui adu penalti.
Pelatih kepala Indonesia Indra Sjafri mengatakan dia menghargai semua pemain di skuad untuk memberikan yang terbaik dalam perjalanan ke final. Ia mengatakan timnya akan siap menghadapi tim mana pun dalam perebutan medali emas.
“Meski demikian, kami tidak memandang rendah tim mana pun. Kami siap menghadapi [any team] di final,” kata Indra dalam keterangannya usai pertandingan semifinal hari Sabtu.
Di laga semifinal, Indonesia tampil percaya diri melawan Myanmar, dengan menurunkan formasi Muhammad Rafli di lini depan, didukung Osvaldo Haay dengan Egy Maulana Vikri dan Sadil Ramdhani sebagai winger.
Di tengah, Indonesia memulai Evan Dimas dan Zulfiandi, dengan Asnawi Mangkualam, Adi Bagas Nugroho, Andi Setyo Nugroho dan Firza Andika ditempatkan di belakang. Nadeo Arga Winata adalah penjaga gawang.
Di babak pertama, kedua kiper menjaga gawang tetap bersih, memaksa pelatih Indra melakukan beberapa perubahan taktis, yang menghasilkan dua gol dari Evan dan Eggy di menit ke-57.e dan 71NS menit masing-masing.
Myanmar menolak untuk mundur, merespons dengan gol Mann Aung Kaung di menit ke-79e menit dan equalizer dari Win Naing Tun di tahun 80-ane menit.
Di perpanjangan waktu, Osvaldo mencetak gol lampu hijau untuk Indonesia di menit 101 .NS menit. Evan mencetak gol di menit ke-117e menit, secara efektif menyegel kemenangan 4-2 untuk tim Garuda.
Bangkit kembali, bukannya terguncang, setelah gol penyama kedudukan menunjukkan karakter, kata Indra.
“Mereka menunjukkan bahwa mereka memiliki mental juara. Bahkan jika [the opponents] memecahkan jaring kami dua kali, orang-orang berhasil merespons secara positif. Ketangguhan mental mereka menjadi kunci kemampuan mereka mencetak dua gol lagi,” ujarnya.
Indonesia menderita satu-satunya kekalahan mereka di turnamen penyisihan grup pada 1 Desember, ketika mereka kalah 2-1 dari Vietnam. Sani Indonesia yang mencetak gol pertama. Namun, gol berturut-turut dari Vietnam Nguyen Thanh Chung dan Nguyen Hoang Duc mendorong Naga Emas meraih kemenangan.
Dalam kemenangan 4-0 semifinal mereka atas Kamboja pada hari Sabtu, Vietnam membuka skor dengan gol dari Nguyen Tien Linh, diikuti dengan hattrick dari Ha Duc Chinh.
Vietnam adalah favorit peluang, setelah melewati turnamen tanpa satu kekalahan pun dan memasuki babak final dengan clean sheet.
Sebuah medali emas di SEA Games akan menandai tonggak sejarah bagi Vietnam, tim yang hanya memenangkan perak, dengan tempat kedua pada tahun 1995, 1999, 2003, 2005, 2007 dan 2009. Pada Olimpiade sebelumnya, Vietnam gagal maju ke babak 16. .
Sedangkan untuk Indonesia, medali emas pada 2019 akan menjadi yang pertama sejak 1991. Juga meraih emas pada 1987 dan 1989. Pada Asian Games 2017, Indonesia meraih perunggu setelah mengalahkan Myanmar.
Menghadapi tim kuat di Vietnam, Indra mengatakan terserah para pemain untuk beradaptasi dengan apa pun yang dilemparkan oleh pertandingan terakhir kepada mereka.
“Dalam sepak bola apa pun bisa terjadi,” katanya.
“Sangat penting bahwa setiap pemain memperlakukan [with all scenarios] untuk menunjukkan mentalitas pemenang mereka.
“Jika tim kami tidak memiliki mentalitas seperti itu sejak awal, saya rasa mereka tidak akan memilikinya. Tapi mereka melakukannya.
Pemecah masalah. Penulis. Pembaca lepas. Gamer setia. Penggemar makanan jahat. Penjelajah. Pecandu media sosial yang tidak menyesal.”