Keputusan pengadilan tertinggi Indonesia seharusnya tidak berdampak pada rencana anggaran, kata anggota parlemen

JAKARTA: Putusan Mahkamah Konstitusi Indonesia yang menetapkan batas waktu undang-undang darurat COVID-19 Presiden Joko Widodo tidak akan berdampak pada anggaran 2022 dan rencana konsolidasi fiskal pemerintah, kata anggota parlemen senior, Senin.

Undang-undang yang disahkan oleh parlemen pada Mei 2020 memberi pemerintah kekuatan untuk mengalokasikan hampir US$50 miliar dana bantuan COVID-19 tahun lalu tanpa harus meminta persetujuan parlemen untuk peninjauan atau keputusan apa pun. . Itu juga memungkinkan pemerintah untuk menghapus batas defisit anggaran sebesar 3% dari PDB selama tiga tahun.

Pengadilan memutuskan pekan lalu bahwa undang-undang keuangan publik presiden hanya akan berlaku selama dua tahun setelah disahkan atau sampai presiden menyatakan pandemi berakhir, mana yang lebih dulu.

Setiap pengeluaran pemerintah untuk COVID-19 setelah itu harus disetujui oleh parlemen, menurut keputusan tersebut.

Stated Abdullah, Ketua Panitia Anggaran DPR, mengatakan keputusan itu tidak akan berdampak pada anggaran tahun depan yang sudah disetujui DPR.

“Pengadilan tidak berbicara tentang defisit di atas 3%. Ini adalah konten untuk mengembalikan hak anggaran Parlemen,” katanya kepada Reuters.

Seorang juru bicara kementerian keuangan tidak menanggapi permintaan komentar Reuters. Menteri Hukum Mahfud MD mengatakan pada konferensi pers pada Jumat malam bahwa pengadilan memutuskan mendukung pemerintah, tetapi tidak menyebutkan tenggat waktu.

Kasus ini diangkat oleh warga sipil dan organisasi nirlaba tahun lalu, yang menuduh undang-undang tersebut dapat melanggar konstitusi dengan menghindari hak parlemen untuk meninjau anggaran pemerintah dan memberikan impunitas kepada pejabat. Para pelapor tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Pengadilan mengatakan pekan lalu bahwa putusannya akan membawa lebih banyak kejelasan.

“Batas waktu yang ditentukan dalam undang-undang COVID-19 adalah sedemikian rupa sehingga semua pihak memiliki kepastian,” kata pengadilan. “Oleh karena itu, penetapan undang-undang harus dikaitkan dengan position darurat.”

READ  Pemerintah Modi membuat ziarah haji nyaman dan transparan: Naqvi

Mahfud juga mengatakan dalam konferensi pers hari Jumat bahwa putusan pengadilan menghilangkan kekhawatiran dengan impunitas dengan menekankan bahwa mereka yang bertanggung jawab harus bertindak dengan itikad baik dan sesuai dengan undang-undang lainnya.

(Laporan oleh Gayatri Suroyo Penyuntingan oleh Ana Nicolaci da Costa)

Written By
More from Faisal Hadi
Langkah BRI bisa ditiru oleh perusahaan publik lainnya
Jakarta, CNBC Indonesia– PT Lender Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menghadirkan Lembaga Sertifikasi...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *