Situasi yang memburuk di Ukraina telah menarik perhatian dan kecaman dari negara-negara Asia Tenggara. Pemerintah Indonesia telah berbicara menentang serangan Rusia, dengan mengatakan itu sangat membahayakan perdamaian di kawasan itu.
Teuku Faizasyah dari Kementerian Luar Negeri RI mengatakan, negara mengutuk segala tindakan yang jelas-jelas merupakan pelanggaran wilayah dan kedaulatan suatu negara.
Kementerian meminta semua pihak untuk memprioritaskan negosiasi dan diplomasi untuk mengakhiri konflik. Namun dia juga menyatakan sikap negatif terhadap sanksi.
Sebelumnya pada hari Selasa, kementerian luar negeri Singapura mengatakan sangat prihatin dengan keputusan Rusia untuk mengakui dua wilayah Ukraina yang memisahkan diri. Dia mengatakan kedaulatan Ukraina harus dihormati.
Thailand juga menyatakan keprihatinan mendalam atas meningkatnya ketegangan di kawasan itu. Pemerintah mengatakan mendukung upaya untuk menemukan penyelesaian melalui dialog.
Krisis di Ukraina rupanya jauh dari negara-negara ASEAN. Namun seorang pakar ekonomi Thailand mengatakan hal itu dapat mempengaruhi perekonomian kawasan dengan mempengaruhi inflasi dan ekspor.
Amonthep Chawla, Kepala Ekonom di CIMB Thai Lender, mengatakan, “Ini akan merugikan konsumsi dan produksi di wilayah tersebut. Negara-negara yang sangat bergantung pada impor minyak adalah yang paling terpengaruh. Pada dasarnya, Thailand, Indonesia, Vietnam sampai batas tertentu, Filipina Jadi itulah alasan mengapa negara akan lebih terpengaruh.
Dia juga memperingatkan bahwa setiap keterlibatan China dalam konflik akan meningkatkan risiko bagi ekonomi ASEAN.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”