Mempercepat keterampilan digital untuk ekonomi digital yang inklusif di Indonesia

Mempercepat keterampilan digital untuk ekonomi digital yang inklusif di Indonesia

Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dengan jumlah penduduk usia kerja yang besar, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk ditopang dari perkembangan ekonomi digital. Meningkatkan literasi digital warganya dan memperkuat keterampilan digital tenaga kerjanya adalah dua pilar bagi negara untuk mencapai transformasi digital yang lebih inklusif. Ini adalah pesan utama dari a laporan diagnostik berjudul “Lanskap Keterampilan Digital di Indonesia” dan pengantar strategi bertajuk “Percepatan Pengembangan Keterampilan Digital di Indonesia”. Kedua dokumen ini baru-baru ini diterbitkan dan disiapkan bersama oleh Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (ESCAP); Lembaga Penelitian SMERU; Indonesia dan Sekolah Pemerintahan Blavatnik, Universitas Oxford, Inggris.

Laporan diagnostik ini bertujuan untuk menilai situasi keterampilan digital di Indonesia dan mengkaji tantangan dan kendala yang dihadapi pengembangan keterampilan digital. Pengenalan strategi merekomendasikan kemungkinan intervensi lintas sektoral dan sektoral yang dapat dilakukan oleh pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil untuk meningkatkan literasi dan keterampilan digital di Indonesia.

“Teknologi digital telah menjadi penyelamat bagi banyak orang selama pandemi, memungkinkan orang untuk mengakses layanan dan platform digital dan kesehatan untuk terus menjalankan bisnis mereka. Namun, banyak yang tertinggal dan tidak memiliki keterampilan digital untuk terlibat dalam ekonomi digital,” kata Armida Salsiah Alisjahbana, Wakil Sekretaris Jenderal PBB dan Sekretaris Eksekutif ESCAP. “Saya sangat terhormat ESCAP telah diundang oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Republik Indonesia sebagai mitra dalam pengembangan strategi keterampilan digital di Indonesia. Semoga karya ini bermanfaat alat untuk mendukung MCI dalam perannya sebagai ketua Gugus Tugas Ekonomi Digital G20.

“Berdasarkan hasil diagnostik, pendidikan formal, pelatihan vokasi dan pelatihan kerja adalah tiga saluran untuk meningkatkan literasi digital dan keterampilan digital,” kata Widjajanti Isdijoso, direktur Lembaga penelusuran SMERU.

READ  Indonesia tangkap ulama senior karena terkait dengan Jemaah Islamiah

“Laporan dan pendahuluan dimaksudkan untuk menjadi panduan bagi pemerintah untuk mendukung desain inisiatif, yang memastikan peningkatan keterampilan khusus pekerjaan, pembelajaran sepanjang hayat, dan pengembangan literasi digital secara umum,” tambah Elizabeth Stuart, eksekutif direktur Jalur Digital Universitas Oxford. program.

Sebagai pemimpin sektor agenda transformasi digital Indonesia dan juga ketua Gugus Tugas Ekonomi Digital G20, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) percaya bahwa transformasi digital harus inklusif dan memberdayakan. “Kami sangat menyadari bahwa mengidentifikasi pengembangan literasi digital dan keterampilan digital di berbagai sektor sangat diperlukan bagi Indonesia untuk mengikuti kemajuan teknologi yang pesat. Laporan diagnostik dan strategi primer akan berfungsi sebagai panduan untuk membantu kami mengidentifikasi tingkat keterampilan digital di perusahaan, kesenjangan yang ada dalam literasi digital dan keterampilan digital, serta mengidentifikasi strategi yang tepat untuk mengoptimalkan persiapan digital orang”, tegas Johnny. Gerard. Plate, Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

Baca laporannya: https://smeru.or.id/en/publication/diagnostic-report-digital-skills-landscape-indonesia

Baca primernya: https://smeru.or.id/en/publication/strategy-primer-accelerating-digital-skills-development-indonesia

Written By
More from Suede Nazar
RBI mengumumkan lagi putaran OPT sebesar Rs 20.000 crore: Apa artinya
Lelang akan diadakan pada 27 Agustus dan 3 September tahun ini, kata...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *