Usulan itu disampaikan dalam kunjungan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi yang bertemu dengan Menlu India S Jaishankar, Jumat. Usulan itu diajukan menyusul protes dan ketidakpuasan di dalam negeri oleh kelompok agama dan LSM dan beberapa dari mereka menuntut kebangkitan dialog antaragama dengan India, yang edisi pertama berlangsung pada 2018.
Sementara Kementerian Luar Negeri Indonesia telah menyuarakan keprihatinan dengan utusan India di Jakarta atas pernyataan tersebut, pernyataan tersebut lebih lembut dibandingkan dengan Qatar dan Kuwait. Harus diingat bahwa Indonesia telah menyatakan keberatan di dalam OKI atas sikap tegas kelompok itu terhadap Kashmir.
Dialog 2018 diselenggarakan untuk menyediakan platform bagi para cendekiawan agama, pemuda dan masyarakat sipil India dan Indonesia untuk berkumpul bersama untuk mempromosikan dialog antara agama dan budaya, melawan prasangka, memerangi radikalisme, dan mempromosikan lingkungan yang damai. Kelompok-kelompok Muslim yang dominan di Indonesia mendapat tekanan dari kelompok-kelompok yang semakin keras di negara Muslim terbesar di dunia, atau dikenal dengan budaya sinkretisnya.
Pertemuan hari Jumat juga berfokus pada langkah-langkah untuk memperluas kemitraan dengan Indonesia, negara terbesar di Asia Tenggara dan pilar utama strategi Indo-Pasifik Delhi. Kedua belah pihak menandatangani tiga pakta di bidang keamanan dan ekonomi dan menteri Indonesia menyerukan penguatan kerja sama di bidang kesehatan, ketahanan pangan, energi, perdagangan dan jasa, investasi.
Para menteri menandatangani “Perjanjian tentang pembebasan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas/dinas”. Mereka juga menyaksikan pertukaran “MoU antara Narcotics Control Bureau (NCB) India dan Badan Narkotika Nasional Indonesia tentang pemberantasan peredaran gelap narkotika, psikotropika dan prekursornya”, dan “MoU antara Nationwide Sugar Institute, Kanpur dan Politeknik Perkebunan LPP, Yogyakarta”.
Jaishankar menyatakan solidaritas dengan Indonesia untuk kepresidenan G20 dan mendukung prioritasnya.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”