Ambisi transformasi digital mendorong serangkaian perkembangan identitas digital di Asia, dengan jaringan seluler Thailand AIS minggu ini mengumumkan peluncuran layanan Identity Provider Agent (IDP) untuk verifikasi identitas digital. Di tempat lain di daratan, Bank Indonesia (BI) mengatakan telah mulai mengembangkan ID digital untuk mendukung penyimpanan data nasional untuk platform digitalnya, dan platform e-government Saudi Absher melaporkan tonggak sejarah 26 juta pengguna.
AIS menawarkan layanan ID digital di Thailand
AIS menjadi operator telekomunikasi pertama di Thailand yang menawarkan layanan agen ID digital, lapor Kahoon International, dengan 20 mitra. Ini mengikuti jaringan yang menjadi yang pertama meluncurkan layanan ID melalui toko fisiknya pada bulan Maret, seperti dilaporkan oleh Bangkok Post.
Sistem ID digital perusahaan dilaporkan sesuai dengan standar Electronic Transactions Development Agency (ETDA), melalui kemitraan dengan kemitraan Thailand dengan National Digital ID (NDID), platform perantara yang berfokus pada verifikasi digital dan sistem identifikasi.
Setelah peluncuran sistem baru, pelanggan AIS kini dapat memverifikasi identitas mereka untuk melakukan transaksi online di lebih dari 15.949 lokasi AIS Shop, AIS Telewiz, AIS Buddy, dan AIS Mini Corner di seluruh negeri.
Maju terus, Kaohoon International dikatakan AIS akan terus memperluas layanan verifikasi ke sektor lain, termasuk perbankan dan layanan keuangan lainnya, juga melalui penyebaran jaringan 5G-nya.
Peluncuran ID digital AIS terjadi beberapa bulan setelah CEO NDID mengkonfirmasi bahwa semakin banyak penduduk Thailand yang berlangganan platform NDID untuk kebutuhan verifikasi identitas mereka.
Bank Indonesia memulai pengembangan ID digital baru
BI sedang mengerjakan ID digital baru untuk mendukung penyimpanan data nasional untuk platform dan infrastruktur digital yang akan datang. Ini merupakan bagian dari rencana BI menjadi bank sentral digital.
Titik pers lokal Antara News dilaporkan pada berita Kamis, mengutip Gubernur BI Perry Warjiyo, yang berbicara pada Konferensi Internasional Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan (BMEB) ke-16 dan Call for Papers di Jakarta.
“Dalam hal ini, kami fokus pada data sistem pembayaran bank sentral yang akan menjadi bagian dari data nasional,” kata Warjiyo. “Berkat ID digital nasional, kami benar-benar dapat menganalisis perbedaan. Kami menggunakan ekonometrika di Excel; sekarang kami menggunakan data besar, analitik data, dan ilmuwan data. »
Gubernur BI juga menyampaikan kekhawatiran tentang peluncuran sistem ID digital nasional.
“Risiko operasional akan menjadi risiko baru yang seharusnya lebih besar daripada risiko stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan.”
Pengumuman tersebut merupakan contoh terbaru dari teknologi digital yang diluncurkan di Indonesia. Perusahaan keuangan dan identitas terdesentralisasi Avarta mengumumkan sebuah proyek pada bulan Mei bertujuan untuk meningkatkan status aset digital di negara ini.
Sistem Saudi Absher mengumumkan tonggak sejarah 26 juta pengguna
Jumlah ID digital yang terdaftar di platform Absher di Arab Saudi telah melebihi 26 juta, menurut pengumuman dari kementerian dalam negeri negara itu.
Selain itu, kementerian mengatakan telah menyediakan lebih dari 350 layanan di sebagian besar sektor dan domain pemerintah kepada pengguna hingga saat ini dan melakukan lebih dari 11,6 juta transaksi elektronik secara total, dengan rata-rata lebih dari 64.000 transaksi per hari.
Diperkenalkan pada bulan Juniplatform ini memungkinkan warga Saudi untuk memperbarui kartu identitas nasional mereka dari jarak jauh, berkat sistem pengenalan wajah, tanpa harus pergi ke kantor pencatatan sipil.
Juga tahun ini, pemerintah Saudi meluncurkan aplikasi pendaftaran biometrik untuk merekam sidik jari atau biometrik wajah jemaah haji.
Topik artikel
Ekonomi Digital | identifikasi digital | pemerintahan elektronik | layanan pemerintah | Verifikasi Identitas | Indonesia | Identifikasi Digital Nasional (NDID) | Arab Saudi | Thailand
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”