TEMPO.CO, Jakarta – Indonesia telah menandatangani kontrak sekam inti sawit komersial senilai $138,2 juta dengan Jepang untuk kebutuhan energi terbarukan Jepang. Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan bisnis dan penandatanganan perjanjian perdagangan di Tokyo hari ini, 28 September.
Pertemuan bisnis yang menghasilkan kontrak bisnis tersebut merupakan bagian dari rangkaian misi bisnis bertajuk “Indonesia Palm Kernel Shell Small business Meeting” yang diselenggarakan pada hari yang sama.
“Pelaksanaan temu bisnis ini merupakan langkah konkrit dan kerjasama pemerintah pusat, perwakilan Indonesia di Jepang dan asosiasi, dalam meningkatkan ekspor produk inti sawit Indonesia ke Jepang,” kata Dirjen PEN, Kemenperin. Perdagangan, Didi Sumedi. , katanya di Jakarta, Rabu, 28 September.
Didi mengatakan Indonesia merupakan salah satu produsen cangkang sawit terkemuka di dunia. Pada tahun 2021, 87,1% produk diekspor ke Jepang.
Duta Besar Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi mengatakan Indonesia adalah “mitra alami” Jepang dengan hubungan diplomatik sejak tahun 1958. Jepang juga merupakan salah satu mitra dagang dan investasi terbesar Indonesia.
“Pelaksanaan pertemuan bisnis ini juga dapat mendorong kerjasama enterprise-to-enterprise dan meningkatkan ekspor Indonesia di sektor energi terbarukan khususnya cangkang sawit,” kata Dubes Heri.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Apkasi), Dikki Akhmar, mengatakan potensi cangkang sawit Indonesia sangat besar.
“Peluang investasi dan perdagangan produk turunan kelapa sawit untuk biomassa tidak hanya datang dalam bentuk sekam inti sawit, tetapi juga beberapa alternatif lain seperti tandan buah kosong, untuk perusahaan Jepang,” katanya.
Antara
Klik disini untuk mendapatkan berita terbaru dari Tempo di Google Information
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”