Surat: Jangan perlakukan ibu kota baru Indonesia sebagai proyek yang sia-sia

Surat: Jangan perlakukan ibu kota baru Indonesia sebagai proyek yang sia-sia

Artikel Anda “Indonesia Mencari Trader untuk Mendukung Modal Baru” (Laporan, FT.com, 2 Oktober) berpendapat bahwa “ada kekhawatiran tentang keterlibatan China, yang dapat menghalangi investor Barat”. Saya tidak setuju. Sekarang, lebih dari sebelumnya, kita harus menolak narasi yang berusaha memecah belah daripada menyatukan komunitas bisnis international.

Sektor swasta tidak punya pilihan selain bekerja sama selama beberapa dekade mendatang jika kita ingin membangun dunia yang lebih baik untuk generasi mendatang. Khususnya pada saat perpecahan geopolitik world dan tingkat antagonisme antar pemerintah yang meningkat, bisnis world-wide harus melepaskan potensi globalisasi dan menjadi kekuatan untuk kerja sama dan kolaborasi.

Proyek Nusantara, yang disajikan dalam artikel Anda, adalah contoh yang baik. Ibukota kita, Jakarta, adalah kota yang paling cepat tenggelam di dunia. Tidak ada keraguan bahwa kita membutuhkan modal baru. Nusantara dapat menjadi kota present day terdepan di dunia dan menjadi model kota cerdas dan hijau masa depan. Jenis inisiatif ini bukanlah proyek yang sia-sia – mereka merupakan bagian integral dari masa depan planet kita. Menurut Bank Dunia, populasi perkotaan world diperkirakan akan meningkat lebih dari dua kali lipat, dengan hampir tujuh dari sepuluh orang tinggal di kota pada tahun 2050.

Kami tidak memiliki harapan untuk mencapai tujuan lingkungan world-wide kami jika pembangunan perkotaan terus mengikuti tren ini – diperlukan revolusi perkotaan hijau.

Ini hanyalah salah satu dari banyak masalah global di mana sektor swasta harus memainkan peran penting. Pada B20 tahun ini, forum resmi untuk dialog dengan komunitas bisnis international yang diadakan bersamaan dengan G20 di Bali, kami akan mempertemukan para pemimpin bisnis dari seluruh dunia untuk mengatasi tantangan ini.

READ  Ternyata bukan cuma masyarakat Indonesia yang kaget, media asing juga menyoroti putusan Omnibus law 'hammer down', kritik keras isu lingkungan dan trader asing - semua halaman

Kita harus membangun jembatan, bukan tembok, melintasi dunia bisnis dan bekerja sama dalam mengejar masa depan bersama.

Shinta Widjaja Kamdani
Presiden, B20 Indonesia
Jakarta, Indonesia

Written By
More from Faisal Hadi
Efek dari kWh meter lama dan application penggantian PLN free of charge … Halaman semua
KOMPAS.com – Media sosial baru-baru ini dimeriahkan dengan unggahan ke Kilo Watt...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *