Jakarta Independent Film Festival (JIFF) edisi ketiga resmi ditutup dengan malam penghargaan yang digelar di Gripa Studio, Jakarta pada Minggu, 6 November 2022.
Sebanyak 30 film dari seleksi resmi dari 17 negara berbeda diputar dari 2 hingga 6 November, 16 di antaranya disiarkan secara online di jiff.ottchannel.com dan 14 tampil di Gripa Studio pada akhir pekan penutupan.
Antusiasme masyarakat baik online maupun offline sangat tinggi dengan tercapainya 274 kunjungan dalam lima hari. Hingga 85 pengunjung menghadiri hari pertama pemutaran offline festival untuk menonton dua program pemutaran film dan acara networking. Pada acara networking yang berlangsung di Brownfox Waffle & Coffee ini, para sineas tamu, juri, panitia, relawan, media partner dan sponsor berkesempatan untuk ngobrol santai dan nyambung sambil menikmati makan malam.
Hari kedua tidak kalah ramai, dengan tidak kurang dari 63 orang hadir dan berpartisipasi dalam meja bundar bertajuk “Mengapa tidak platform online?Dipandu oleh Sutradara JIFF Festival Shadia Pradsmadji, juri tamu JIFF Arie Kartikasari (film pendek Indonesia), Ilyani Alias (film pendek internasional), Klara Virencia (film pendek Indonesia) dan Albertus Wida (film pendek internasional) telah berbagi pandangan dan pengalaman mengenai tantangan dan peluang perfilman di platform online.
Pembajakan, terlepas dari media yang ditawarkan dari waktu ke waktu, akan selalu menemukan jalannya ke dalam ekosistem sinematik. “Hanya saja bentuknya berbeda dan mungkin dengan semua yang terjadi pembajakan online lebih terlihat,” Virencia menambahkan. Lebih banyak taktik yang dapat digunakan berbagai platform online untuk mendapatkan akses menonton film, termasuk kemampuan untuk menghubungkan satu orang ke orang lain di seluruh negara dan zona waktu serta pendapatan untuk pembuat film juga diungkapkan dalam diskusi.
Tahun ini, festival tersebut menerima 1.067 karya dari berbagai negara. Sebagai festival film berbasis kompetisi, festival ini memberikan sepuluh hadiah:
- Pendek Internasional – “Sama Lama” (Lloyd Lee Choi)
- Fitur Internasional – “Black Sands” (Baldvin Z)
- Dokumenter internasional pendek – “Wolf Whispers” (Chloé Belloc)
- Dokumenter Internasional – “Dia yang Melarikan Diri Adalah Hantu” (Lei Qinyuan)
- Film Pendek Indonesia – “The Sea Calls Me” (Tumpal Tampubolon)
- Dokumenter Pendek Indonesia – “Akhir Terowongan” (Garry Christian)
- Sutradara Pendek – “Stigma, Gaya” (Cheryl Wong Ye Han)
- Sutradara film fitur – “Kerr” (Tayfun Pirselimoglu),
- Film animasi pendek – “Annah Orang Jawa” (Fatimah Tobing Rony)
- Proyek Audio-Visual – “Takdir yang Tak Tergoyahkan_2101” (Nikki Lam)
Selain kesepuluh kategori tersebut, tim program juga memilih sebuah film sebagai Programmer’s Pick yang diberikan kepada “Saat kuman tumbuh(Kurnia Yudha Fitrianto).
Selamat untuk semua pemenang – sampai JIFF berikutnya!