Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyelenggarakan Schooling of Trainer (ToT) untuk menghasilkan coach yang berkualitas guna memperkuat sumber daya manusia khususnya pelaku usaha di sektor pariwisata dan pariwisata ekonomi kreatif.
“ToT (wajib) menghasilkan pelatih yang handal untuk memperkuat SDM dan pelaku ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (khususnya) di enam destinasi wisata prioritas,” kata Wakil Menteri Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Martini Mohamad Paham, selama konferensi. Pelaksanaan ToT di Yogyakarta pada hari Sabtu.
ToT yang diadakan di Yogyakarta memberikan pelatihan kepada 110 calon pelatih, termasuk 64 calon pelatih dalam pemasaran online dan 46 calon pelatih dalam kualitas layanan.
Enam destinasi wisata prioritas tersebut adalah Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur-Yogyakarta-Prambanan di Jawa Tengah, Bromo-Tengger-Semeru di Jawa Timur, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, Lombok di Nusa Tenggara Barat dan Wakatobi di Sulawesi Tenggara.
Paham berharap para pelaku di sektor pariwisata dapat memanfaatkan pertumbuhan kunjungan wisman ke Indonesia yang terus meningkat.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga berkomitmen untuk mendukung pelaku ekonomi dalam mengoptimalkan komunikasi electronic produk dan layanan mereka serta dalam meningkatkan kualitas layanan bisnis.
Persepsi wisatawan akan berubah, terutama dalam hal kebersihan, kesehatan, keamanan dan kelestarian lingkungan, kata Paham.
Untuk itu, melalui System Pengembangan Pariwisata Terpadu dan Berkelanjutan (P3TB), kementerian mendorong pelaku ekonomi untuk mengupgrade diri dengan mengikuti system pelatihan pemasaran on-line dan peningkatan kualitas layanan.
Materi meliputi kebijakan pemerintah, etika pelatih, pengajaran mikro, pemasaran on the web, kualitas dan layanan.
Metode pembelajaran meliputi sesi presentasi, diskusi, tanya jawab (Q&A) dan praktek dengan memperkenalkan grasp trainer dan praktisi.
“Pelatihan ini dikembangkan untuk membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan, sehingga mereka memiliki kemampuan untuk memasarkan usahanya dengan menggunakan teknologi digital, melalui materi electronic mentality, digital tools dan ability electronic,” kata Paham.
Berita Terkait: Genpi memperkuat ketenaran sektor pariwisata: Uno
Berita Terkait: Kemenpar menargetkan 4,4 juta tenaga kerja baru di sektor pariwisata pada 2024

“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”