Ribuan pekerja Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di ibu kota, Jakarta, pada Sabtu 14 Januari, mendesak parlemen untuk menolak keputusan darurat presiden yang dikeluarkan bulan lalu untuk menggantikan undang-undang penciptaan lapangan kerja yang kontroversial. Pengunjuk rasa memegang spanduk bertuliskan ‘Katakan tidak pada outsourcing’, sementara spanduk lain bertuliskan ‘Tolak dekrit penciptaan lapangan kerja darurat karena tidak ada keadaan darurat’, menurut laporan kantor berita Reuters.
Damar Panca Mulia, 38, salah satu pengunjuk rasa, mengatakan kepada Reuters bahwa dekrit tersebut merupakan taktik pemerintah untuk memastikan pelaksanaan undang-undang ketenagakerjaan. “Peraturan ini menurunkan kesejahteraan pekerja, mengurangi perlindungan tenaga kerja dan menyebabkan kerugian besar-besaran – pada masalah agraria, lingkungan hidup, perlindungan perempuan,” kata Mulia menambahkan bahwa penciptaan lapangan kerja harus konsisten dengan peningkatan kesejahteraan pekerja, tetapi keputusan ini adalah sebuah tandingannya.
Pengunjuk rasa lain mengatakan kepada kantor berita pada hari Sabtu bahwa penyelesaian tersebut menciptakan ketidakpastian bagi para pekerja karena mereka dapat dengan mudah dipecat dan juga akan menerima pesangon yang lebih rendah.
UU Cipta Kerja disahkan pada tahun 2020, merevisi lebih dari 70 undang-undang lainnya dan disambut baik oleh investor asing karena mengurangi birokrasi. Namun, undang-undang tersebut juga memicu protes nasional dari pekerja, pelajar dan kelompok lingkungan yang mengatakan undang-undang itu mengikis perlindungan tenaga kerja dan lingkungan, Reuters melaporkan sebelumnya. Pada tahun 2021, Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa pengesahan undang-undang tersebut cacat karena konsultasi publik yang tidak memadai.
Pada 30 Desember tahun lalu, pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan darurat untuk menggantikan undang-undang tersebut, dengan Presiden Joko Widodo mengatakan: “Kami tahu kami normal sekarang, tetapi ketidakpastian global, risiko menghantui kami. .. Faktanya, dunia sedang tidak baik. .”
Pakar hukum mengkritik peraturan darurat dengan mengatakan itu adalah upaya pemerintah untuk menghindari debat yang tepat di parlemen. Di sisi lain, Ketua Umum Partai Buruh Said Iqbal mengatakan, outsourcing dan aturan upah minimum dalam SK tersebut termasuk yang menjadi perhatian. “Kami tidak ingin negara hanya menjadi agen kontraktor kotor untuk melemahkan kesejahteraan pekerja,” kata Iqbal kepada wartawan, Sabtu.
(Dengan kontribusi agensi)
Kamu bisa sekarang menulis untuk wionews.com dan menjadi bagian dari masyarakat. Bagikan cerita dan pendapat Anda dengan kami di sini.
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”