Jakarta (ANTARA) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan delegasi bisnis Korea Selatan yang dipimpin Menteri Pertanian Korea Selatan Chung Hwang-keun untuk membahas masalah perdagangan dan investasi kedua negara.
“Saya dan Dubes RI untuk Korea Selatan (Gandi Sulistiyanto) mendampingi Presiden Jokowi menerima delegasi yang berjumlah 16 orang tersebut. Dalam pembicaraan tersebut, kedua negara sepakat untuk mengintensifkan dan melanjutkan hubungan diplomatik yang sebentar lagi akan mencapai 50 tahun,” Menancapai dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalila di Jakarta, Senin.
Anggota delegasi Korea Selatan termasuk ketua Komite Urusan Luar Negeri dan Unifikasi, tiga anggota parlemen, wakil menteri perdagangan, dan ketua sembilan konglomerat Korea Selatan, termasuk LG Power Option, Hyundai, CJ Group, dan LS Group.
“Kedua negara juga menilai neraca perdagangan masih perlu diperbaiki. Presiden juga meminta akses ekspor produk-produk kebutuhan pokok, terutama bahan pangan seperti jeruk,” kata Lahadalila.
Menurutnya, delegasi Korea Selatan menuntut agar Indonesia dan Korea Selatan tidak hanya menjalin hubungan politik tetapi juga ekonomi.
“Wakil Menko Perekonomian menyampaikan bahwa tahun depan Indonesia akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang memproduksi ekosistem mobil listrik yang baterainya langsung (diproduksi) di Indonesia”, tambahnya.
Presiden Jokowi juga meminta perusahaan Korea Selatan untuk berpartisipasi aktif berinvestasi di Ibu Kota Baru Indonesia (IKN) Nusantara.
“Kami sudah lapor ke Presiden bahwa semua investasi Korea ke Indonesia didukung dengan baik, termasuk Lotte (di Cilegon) yang tumbuh hingga 60%, yang sebelumnya sempat mandek selama enam tahun,” kata Lahadalila.
Proyek petrokimia PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Banten baru dilanjutkan setelah Menteri Lahadalila menandatangani kesepakatan dengan Vice President and CEO of Chemical Organization Lotte Group, Kim Gyo-hyun, praktis pada 7 Januari 2022.
Berita Terkait: Indonesia mencari dukungan untuk ASEAN, kepemimpinan AIPA di Korea Selatan
Berita Terkait: DPR Tekankan Kekritisan Peningkatan Kerja Sama IR-Korea Selatan
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”