AI membantu ilmuwan memahami aktivitas otak sambil berpikir

Memuat…

Jakarta – Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Baylor College of Medicine dan Rice University di Amerika Serikat telah mengembangkan model kecerdasan buatan (AI) yang membantu memahami komputasi otak dalam proses berpikir. Penemuan ini tergolong baru karena selama ini belum ada metode untuk mengukur pikiran.

Para peneliti telah mengembangkan model baru yang dapat memprediksi pikiran dengan mengevaluasi perilaku dan menguji model mereka pada otak buatan yang terlatih. Dari model tersebut, mereka menemukan aktivitas saraf yang terkait dengan perkiraan pemikiran tersebut.

Baca juga: Megalodon ternyata memiliki sisi manis yang tidak kami duga

“Selama berabad-abad, ahli saraf telah mempelajari bagaimana otak bekerja dengan menghubungkan aktivitas otak dengan masuk dan keluar. Misalnya, saat mempelajari ilmu saraf gerakan, ilmuwan mengukur gerakan otot serta aktivitas saraf, lalu menghubungkan kedua pengukuran tersebut, ”kata Xaq Pitkow, asisten. profesor ilmu saraf di Baylor Colloge, kota Teknologi.

Meskipun demikian, Pitkow dan timnya belum mempelajari kognisi di otak. Mereka tidak memiliki apa-apa untuk membandingkan aktivitas saraf yang dapat diukur.

Untuk memahami bagaimana otak menghasilkan pikiran, peneliti harus mampu mengukur sebuah pikiran. Mereka mengembangkan metode yang disebut “kendali rasional terbalik”, yang meneliti perilaku dan menyimpulkan keyakinan atau pemikiran yang menjelaskan perilaku tersebut.

Secara tradisional, para peneliti di bidang ini telah bekerja dengan gagasan bahwa hewan melakukan tugas secara optimal dengan berperilaku dengan cara yang memaksimalkan manfaatnya. Namun, ketika para ilmuwan mempelajari perilaku hewan, mereka menemukan bahwa perilaku tidak selalu demikian.

“Kadang-kadang hewan memiliki kepercayaan atau asumsi yang ‘salah’ tentang apa yang terjadi di lingkungannya, tetapi mereka selalu berusaha untuk menemukan hasil terbaik dengan mempertimbangkan apa yang menurut mereka terjadi di sekitar mereka. “kata Pitkow

READ  Jenius Jokowi

Misalnya, seekor hewan yang berburu akan mendengar banyak suara yang berhubungan dengan mangsanya. Jika calon mangsa mengeluarkan semua suara, perilaku optimal bagi pemburu adalah menargetkan gerakannya secara sistematis ke satu suara.

Demikian pula, jika pemburu secara keliru percaya bahwa suara tersebut berasal dari banyak hewan yang berbeda, ia mungkin memilih perilaku yang kurang optimal dan harus menentukan salah satu mangsanya. Pemburu juga harus berperilaku rasional dan pada saat yang sama tidak optimal.

Baca juga: Perusahaan Ini Jual Beli Wajah Manusia, Mau Dibeli Wajah Dengan Harga Rp 5,5 Juta?

Di bagian kedua penelitian, Pitkow dan rekan-rekannya mengembangkan model untuk menghubungkan pemikiran yang diidentifikasi dengan metode pengendalian rasional terbalik. Model ini akan melihat aktivitas otak di tempat kerja.

Pitkow mengatakan para peneliti dapat melihat dinamika pemikiran yang dimodelkan. Dinamika representasi otak berasal dari pikiran-pikiran ini. Jika dinamika ini sejajar satu sama lain, para peneliti yakin bahwa aspek komputer dari otak yang terlibat dalam berpikir telah ditangkap.

Penelitian ini dapat membantu para ilmuwan memahami bagaimana otak menghasilkan perilaku kompleks dan memberikan wawasan baru tentang kondisi neurologis. Ini dilakukan dengan menyediakan metode untuk memperkirakan pikiran dan menafsirkan aktivitas saraf yang terkait dengannya.

(kipas)

Written By
More from Faisal Hadi
Indonesia dorong pariwisata dorong restorasi mangrove
Turis ke Indonesia menemukan manfaat hutan bakau saat negara kepulauan itu mendorong...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *