Aktivitas tes COVID-19 diperkirakan mulai menurun seiring dengan berlakunya peraturan perjalanan domestik terbaru pada 8 Maret.
Direktur Pusat Studi Ekonomi dan Hukum Bhima Yudhistira mengatakan akan terjadi penurunan tajam omzet perusahaan kesehatan di seksi laboratorium penguji COVID-19, terutama bagi mereka yang tidak hanya mengandalkan pendapatan dari COVID. -19 pengujian.
“Bahkan ada beberapa yang diperkirakan tutup karena kurangnya orang yang melakukan tes COVID-19,” katanya saat dihubungi Kompas.com Kamis, 10 Maret 2022.
Menurut Yudhistira, para pengusaha yang bergerak di bidang pengadaan alat tes COVID-19 sudah memprediksi hal tersebut karena mereka sangat paham bahwa pandemi COVID-19 tidak akan berlangsung selamanya.
“Perusahaan memahami masa tes COVID-19 akan memudar seiring dengan dicabutnya berbagai kewajiban bagi penumpang perjalanan yang mengikuti tes serta tingkat vaksinasi yang terus meningkat,” tambahnya.
Pengusaha yang memahami hal ini sudah lama mengantisipasi meraup untung besar saat pandemi COVID-19 sedang memuncak. Mereka juga memperkuat strategi bisnisnya dengan menggandeng berbagai institusi yang masih berpotensi membutuhkan tes COVID-19 secara berkala.
“Beberapa perusahaan lab bisa bertahan dengan strategi kolaborasi antara lab dan institusi, seperti perusahaan yang karyawannya perlu tes rutin atau kerjasama dengan institusi pemerintah dan perusahaan publik. Kalau lab hanya mengandalkan tes COVID-19, pasti merugi, ” jelasnya.
Namun, banyak pengusaha yang baru mengenal bisnis pengujian COVID-19 kecewa dengan persyaratan perjalanan domestik yang baru karena mereka pikir bisnis mereka akan terus berlanjut.
“Sementara ini, stok alat tes masih banyak,” katanya.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”