KOMPAS.com – Sabtu dan Minggu adalah dua hari yang dirujuk kebanyakan orang di seluruh dunia akhir pekan.
Pada hari-hari ketika kita bebas dari tanggung jawab profesional, kita memiliki banyak waktu luang untuk keluarga kita, juga untuk diri kita sendiri.
Tak heran, banyak keluarga memanfaatkan akhir pekan untuk berkumpul, jalan-jalan atau sekedar istirahat tanpa mengganggu kantor, dll.
Namun pernahkah Anda berpikir, dari 7 hari dalam seminggu, mengapa hari Sabtu dan Minggu dipilih menjadi akhir dari sebuah minggu?
Mengapa tidak Selasa dan Rabu, atau Senin dan Sabtu acak, misalnya?
Ternyata semua itu punya sejarahnya masing-masing.
Baca juga: Sejarah dan fakta kue ulang tahun, konon terinspirasi dari orang Yunani kuno
Konsep religius
Kota Sydney Morning Herald Konon semuanya bersumber dari konsep religius orang Yahudi. Mereka tahu konsep Sabat, atau hari yang mereka dedikasikan untuk menyembah Tuhan.
Pada hari ini, orang tidak bekerja, tapi beribadah.
Dalam tradisi mereka, Sabat berlangsung dari matahari terbenam pada hari Jumat hingga matahari terbenam pada hari Sabtu keesokan harinya.
Sedangkan bagi umat Kristiani, mereka mengkhususkan pada hari Minggu sebagai hari ibadah dan istirahat.
Namun seiring berjalannya waktu dua hari tersebut, Sabtu dan Minggu, diterima sebagai hari libur dari pekerjaan rutin.
Dari abad 18 dan 19 di Inggris. Pekerja meminta waktu istirahat lebih lama di tengah kondisi kerja yang keras di era industrialisasi.
Adapun peluncurannya BBC, Keberadaan hari Sabtu dan Minggu sebagai akhir pekan berangkat dari kebiasaan masyarakat Babilonia 4.000 tahun yang lalu.
Mereka percaya bahwa 7 planet yang menyusun tata surya membuat nomornya sendiri yang dianggap sangat sakral sehingga mempengaruhi penentuan hari bagi masyarakat Babilonia.
Konsep ini akhirnya ditemukan di kalangan orang-orang di Timur Tengah dan Eropa.
Di Inggris abad ke-19, hari Minggu diyakini sebagai hari suci, jadi tidak untuk digunakan untuk bekerja.
Konsep ini berpendapat bahwa orang yang menghabiskan waktu luangnya pada hari ini untuk hal-hal spiritual adalah sesuatu yang mulia.
Namun, para pekerja saat itu masih menjadikan Senin sebagai hari libur nasional. Tidak ada alasan religius untuk ini.
Baca juga: Benarkah pelajaran sejarah akan dicoret dari kurikulum? Tercantum Kemendikbud
5 hari kerja
Mengidentifikasi hari Minggu dan Senin sebagai hari libur kerja, pada kenyataannya, tidak bermanfaat bagi industri. Sebaliknya, produktivitas justru menurun.
Akhirnya pemilik pabrik berinisiatif mengubah hari libur dari Senin menjadi Sabtu, namun hanya setengah hari.
Ini berarti hari Sabtu masih bekerja, tetapi tidak penuh waktu.
Dengan begitu, saat hari Senin tiba, para pekerja bisa memiliki semangat dan semangat yang tinggi.
Seiring berjalannya waktu, hari libur tidak hanya separuh hari Sabtu dan Minggu, melainkan selama dua hari itu secara penuh.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Jumat siang hingga Sabtu malam merupakan hari Sabat bagi umat Yahudi, sedangkan Minggu merupakan hari suci bagi umat Kristiani.
Terakhir, kami memperkenalkan konsep bekerja 5 hari seminggu.
Misalnya Henry Ford, pendiri Ford Motor Company, dia membuat hari Sabtu dan Minggu hari libur umum untuk karyawannya pada tahun 1962.
Ini juga mengatur jam kerja per minggu, yaitu 40 jam.
Selain bisa digunakan untuk istirahat, diyakini hari raya ini bisa menjadi kesempatan para pekerja untuk menghabiskan uangnya untuk membeli produk konsumen agar peredaran uangnya terus berlanjut.
Amerika Serikat secara resmi mengadopsi sistem lima hari pada tahun 1932. Sistem itu dirancang untuk memerangi pengangguran akibat Depresi Besar.
Baca juga: Video Viral Maba Unesa Diambil Kakaknya, Begini Kisah Ospek di Indonesia
Penggemar alkohol pemenang penghargaan. Spesialis web. Pakar internet bersertifikat. Introvert jahat. Ninja bacon. Penggemar bir. Fanatik perjalanan total.