Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) telah mengungkapkan makna dari spanduk berjudul ‘Politik Gentong Babi Ala Jokowi’ yang mereka pasang selama demonstrasi di Patung Kuda, Jakarta.
Spanduk tersebut menampilkan foto Presiden Jokowi yang sedang menggendong gentong yang berisi babi.
Koordinator Wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta BEM SI, Bagus Hadikusuma, menjelaskan bahwa istilah politik gentong babi adalah simbol dari penguasa yang memberikan anggaran untuk memperkuat citra mereka sendiri.
Ia menyimpulkan bahwa hal ini merujuk pada tindakan pemerintahan Jokowi yang membagikan bantuan sosial (bansos) dan mengklaim bahwa bantuan tersebut berasal dari dirinya sendiri. Padahal, dana bansos sebenarnya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau uang negara.
“Keberadaan Jokowi dalam politik gentong babi adalah untuk menjaga loyalitas para pendukungnya. Tujuannya adalah untuk mencitrakan dirinya sebagai penguasa yang adil yang hadir di tengah masyarakat miskin di kota, desa, nelayan, petani, dan lainnya,” ujar Bagus di lokasi.
Ia juga menegaskan bahwa aksi mahasiswa ini tidak didukung oleh siapapun. Bagus mengatakan bahwa mahasiswa bukanlah pihak yang berpihak dalam politik.
Bagus menjelaskan bahwa mahasiswa sebagai intelektual hadir sebagai pihak yang independen. Ia juga menyebutkan bahwa mahasiswa selama ini turun ke jalan sebagai bentuk kekhawatiran terhadap pemerintah, seperti yang telah disuarakan oleh para guru besar sebelumnya.
Aksi ini merupakan bagian dari mimbar bebas yang berjudul ‘Kembalikan Marwah Demokrasi’.
Koordinator Media BEM SI, Ragner Angga MHJ, mengatakan bahwa mimbar bebas ini dihadiri oleh perwakilan mahasiswa dari berbagai kampus.
Beberapa di antaranya adalah Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Andalas (Unand), Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), dan Universitas Diponegoro (Undip).
Selain itu, juga terdapat Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Institut Teknologi PLN (ITPLN), Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hikmah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), STIU Darul Hikmah Bekasi, STEI SEBI, dan UM.
Belakangan ini, Jokowi telah mengumumkan program bantuan sosial baru berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp200 ribu per bulan dari Januari hingga Maret 2024. Total nilai BLT senilai Rp600 ribu itu akan diberikan sekaligus pada bulan Februari kepada 18 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Bantuan sosial dengan anggaran Rp11,2 triliun ini diberikan pada saat kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, di mana anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, maju sebagai calon wakil presiden dari pihak Prabowo Subianto.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, mengklaim bahwa bantuan sosial tersebut tidak terkait dengan kampanye Pemilu 2024.
“Memang di masa-masa Pemilu ini sangat sensitif, tetapi yang pasti Bansos ini adalah program lama dan tidak terkait dengan Pemilu,” ujarnya, seperti dikutip dari siaran pers Kominfo.
Dalam istilah politik, pork barrel politics diasosiasikan dengan penyaluran dana oleh pemerintah untuk meningkatkan popularitas politisi, yang biasanya dilakukan menjelang pemilu.