Dengan pemerintah India melarang TikTok di antara aplikasi Cina lainnya, sebanyak 2.000 karyawan India dari layanan berbagi video clip yang dimiliki ByteDance sekarang tidak yakin tentang pekerjaan mereka. Untuk mengatasi kekhawatiran mereka yang terus meningkat, CEO TikTok Kevin Mayer akan berbicara dengan mereka pada hari Rabu, 1 Juli, sebuah laporan media mengatakan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan tak lama setelah pengumuman larangan itu, kepala TikTok, Nikhil Gandhi dari India mengatakan bahwa perusahaan itu telah diundang untuk bertemu dengan pejabat pemerintah “untuk menanggapi dan menyerahkan klarifikasi”. Gandhi juga menghubungi karyawan yang tertekan dan meyakinkan mereka bahwa pekerjaan mereka aman seperti sekarang.
CEO TikTok untuk mengatasi keraguan karyawan India
Menurut sebuah laporan di Company Nowadays, Kevin Mayer, yang mengambil alih sebagai CEO TikTok pada Juni 2020, akan terlibat dengan karyawan India dan diharapkan untuk menghapus keraguan mereka untuk saat ini. Mayer juga COO dari perusahaan induk TikTok, ByteDance, yang berbasis di Beijing.
TikTok memiliki hampir 119 juta pengguna aktif di India dan termasuk di antara 10 aplikasi teratas di Google Perform Keep dan Apple App Keep. Aplikasi pembuatan online video pendek kini telah dihapus dari kedua platform dan tidak tersedia untuk diunduh lagi di India.
Pusat pada hari Senin, 29 Juni, melarang 59 aplikasi ponsel China yang populer termasuk TikTok, SHAREit, Helo, WeChat, UC Browser dan Komunitas Mi Xiaomi atas masalah keamanan nasional karena hubungan bilateral India-Cina tetap tegang setelah kematian 20 tentara India di India. Lembah Galwan berbenturan dengan pasukan PLA Tiongkok.
Tanggapan China terhadap larangan itu
Dalam menanggapi larangan yang diberlakukan oleh pemerintah India, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan kepada wartawan di Beijing, “Cina sangat prihatin dengan pemberitahuan terkait yang dikeluarkan oleh pihak India. Kami sedang memeriksa dan memverifikasi situasi.”
“Kami ingin menekankan bahwa pemerintah China selalu meminta bisnis Cina untuk mematuhi hukum dan peraturan internasional dan lokal,” kata Zhao, menambahkan bahwa India juga memiliki tanggung jawab untuk menegakkan hak-hak bisnis Cina.
“Kerja sama praktis antara Cina dan India sebenarnya saling menguntungkan dan saling menguntungkan,” katanya.
Penggemar alkohol pemenang penghargaan. Spesialis web. Pakar internet bersertifikat. Introvert jahat. Ninja bacon. Penggemar bir. Fanatik perjalanan total.