Data ritel yang mengecewakan, pembukaan Dow Jones kehilangan 275 poin

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa Amerika Serikat (AS) membuka perdagangan terkoreksi pada Selasa (17/11/2020), menyusul aksi jual saham farmasi dan ritel sebagai respons buruknya knowledge penjualan ritel.

Dow Jones Industrial Normal runtuh 275 poin (-,9%) pada 8:30 pagi waktu setempat (21:30 WIB) dan selang waktu 30 menit kemudian menjadi 395,05 poin (-1,32%) menjadi 29.555, 39 dan S&P 500 kehilangan 33,52 poin (-,9%) menjadi 3593,39. Nasdaq turun 51,8 poin (-,43%) menjadi 11.872,37.

Saham Tesla melonjak lebih dari 11% pada pembukaan setelah perusahaan teknologi itu secara resmi menjadi konstituen Indeks S&P 500 pada 21 Desember. Sepanjang tahun, saham perusahaan yang dimiliki Elon Musk melonjak 387,8%.


Saham emiten ritel Walmart turun 1% meski pada sesi pra pembukaan menguat, sementara Dwelling Depot turun 2,7% meski penjualan naik 24% di kuartal terakhir.

Penyebabnya adalah pertumbuhan yang lebih lambat dalam info penjualan ritel pada bulan Oktober di ,3%, jauh dari proyeksi analis dalam jajak pendapat Dow Jones yang memperkirakan pertumbuhan ,5%.

Pada hari Senin, indeks Dow Jones dan S&P 500 mencapai rekor tertinggi setelah Moderna merilis hasil uji coba fase ketiga yang menunjukkan bahwa vaksinnya memiliki tingkat keefektifan, atau persentase sukarelawan yang divaksinasi yang berhasil menghasilkan antibodi. , 94,5%.

Keberhasilan ini memperkuat optimisme minggu sebelumnya ketika perusahaan farmasi Amerika Pfizer dan perusahaan Jerman BioNTech mengumumkan bahwa tingkat keefektifan vaksin mereka lebih dari 90%.

Nilai saham dikumpulkan oleh investor pada hari Senin, sehingga reksa dana iShares Russell 1000 Value ETF (IWD) naik 1,9%, sedangkan iShares Russell 1000 Growth ETF (IWF) yang mengandung saham pertumbuhan tinggi, naik hanya ,5%.

READ  Politik Ketakutan - Editorial

“Perusahaan berbasis nilai yang lebih kecil umumnya memiliki pengaruh yang lebih besar bagi pemulihan ekonomi, sehingga keberadaan vaksin yang dapat menghilangkan beban Covid-19 dari perekonomian tentunya menjadi berita yang positif,” tulis Monthly bill Stone, manajer investasi di Stone Financial commitment Associates, seperti dikutip. CNBC Internasional.

Kondisi tersebut muncul di tengah peningkatan jumlah kasus virus korona sehingga mengaburkan prospek ekonomi jangka pendek. Selama seminggu terakhir, Amerika Serikat mendaftarkan 1 juta pasien baru dengan virus Covid-19, sehingga full infeksi nasional menjadi lebih dari 11 juta, di antaranya 70.000 harus dirawat di rumah sakit.

TIM PENELITI CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(ags / ags)


Written By
More from Faisal Hadi
WTO: India menghadapi kritik di WTO atas pembatasan impor
Keputusan India untuk membatasi pengiriman masuk jenis ban tertentu dan melarang impor...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *