Direktur Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, menyoroti diksi-diksi jenaka dari program calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, dalam debat cawapres yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Diksi jenaka yang dimaksud antara lain adalah ‘Selepet’, ‘Selepetnomics’, dan program ‘KAMU’ atau Kredit Anak Muda.
Agung mengatakan bahwa kata-kata jenaka tersebut memudahkan masyarakat untuk memahami narasi perubahan yang dibawa pasangan Anies Baswedan-Cak Imin. Cak Imin menjelaskan konsep ‘Selepetnomics’, yang menekankan pada aturan main ekonomi yang adil dan berorientasi kerakyatan. Selain itu, Cak Imin juga mengkritik kondisi dan kebijakan pemerintah saat ini yang dianggap kurang baik, termasuk harga sembako yang mahal dan pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Menurut Agung, kritik terhadap pemerintah merupakan narasi yang sering diucapkan oleh Anies-Muhaimin dalam debat. Namun, Agung mencatat bahwa performa Cak Imin dalam debat masih kurang menggigit jika dibandingkan dengan Gibran dan Mahfud.
Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, berpendapat bahwa visi misi yang dikemukakan oleh Cak Imin tidak berlebihan dan lebih praktis. Namun, Dedi menilai bahwa Cak Imin masih kurang dalam kedalaman gagasannya dan belum cukup berani dan tegas dalam paparannya.
Debat kedua Pilpres 2024 diadakan oleh KPU di Jakarta Convention Center pada Jumat (22/12) dengan melibatkan para calon wakil presiden. Tema debat cawapres tersebut adalah ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan. Debat tersebut dibagi menjadi 6 segmen yang meliputi penyampaian misi masing-masing cawapres, saling sanggah antara calon, dan penyampaian pernyataan penutup.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai debat calon wakil presiden, Anda dapat mengunjungi situs kami, Bolamadura.
“Ninja internet yang tak tersembuhkan. Ahli daging. Sangat introvert. Analis. Pakar musik. Pendukung zombie.”