Pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md mengalami kekalahan di Jawa Tengah, Bali, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) berdasarkan hasil hitung cepat. Kekalahan ini menuai kontroversi dan dianggap sebagai anomali dalam Pemilihan Gubernur. Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, mengatakan bahwa kekalahan tersebut bisa jadi merupakan hasil dari pergerakan struktur PDIP yang dilakukan secara masif di berbagai wilayah.
Hasto juga menyebut adanya dugaan intimidasi yang dialami oleh kepala daerah dari PDIP. Ia menyayangkan dugaan tekanan dan intimidasi yang dirasakan langsung oleh ganjar dan kepala daerah lainnya. Untuk itu, PDIP akan membentuk tim khusus yang bertugas untuk menginvestigasi dugaan kecurangan yang terjadi pada Pemilihan Umum tahun 2024.
Sebelumnya, Ganjar sudah menyebut adanya anomali dalam hasil suara yang diraih oleh dirinya dengan dukungan dari PDIP berdasarkan hitung cepat. Bagi Ganjar dan tim pendukungnya, anomali ini perlu diselidiki lebih lanjut dan diklarifikasi agar tidak terjadi keraguan akan proses demokrasi yang berlangsung.
Dengan hasil hitung cepat yang menunjukkan kekalahan pasangan Ganjar-Mahfud, hal ini menjadi perhatian khusus bagi PDIP dan partai politik lainnya. Kekalahan di wilayah strategis seperti Jawa Tengah, Bali, dan NTT tentunya memunculkan banyak pertanyaan dan spekulasi yang membutuhkan penjelasan yang jelas dan transparan.
Dalam waktu dekat, tim khusus yang akan dibentuk oleh PDIP akan melakukan investigasi secara menyeluruh mengenai dugaan kecurangan yang terjadi. Semua pihak berharap agar proses investigasi ini dilakukan dengan obyektif dan profesional demi menjaga integritas demokrasi dan keadilan dalam Pemilihan Umum di Indonesia.
Penggemar alkohol pemenang penghargaan. Spesialis web. Pakar internet bersertifikat. Introvert jahat. Ninja bacon. Penggemar bir. Fanatik perjalanan total.