Google berencana untuk membuat perubahan signifikan pada mesin pencarinya sebagai tanggapan atas perubahan cara mengakses informasi di Internet.
Tujuannya adalah membuat mesin telusur lebih menarik, dipersonalisasi, dan dapat diakses, dengan fokus khusus untuk memenuhi kebutuhan kaum muda di seluruh dunia.
Menurut sebuah laporan oleh Wall Street Journal, Google bermaksud untuk mengintegrasikan antarmuka percakapan berbasis AI, video pendek, dan posting media sosial ke dalam hasil pencarian.
Integrasi Google
Google ingin mengadaptasi mesin telusurnya untuk mencerminkan perubahan substansial dalam cara orang mengakses informasi di Internet.
Salah satu perubahannya adalah semakin populernya bot AI, seperti ChatGPT.
Untuk memenuhi kebutuhan yang berubah ini, Google berencana untuk mengintegrasikan percakapan dengan kecerdasan buatan, serta video pendek dan postingan media sosial, ke dalam hasil pencariannya untuk meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan.
Menurut Wall Street Journal, menjelang konferensi pengembang I/O tahunan Google, raksasa teknologi itu diharapkan mengungkap fitur-fitur baru yang memungkinkan pengguna terlibat dalam percakapan dengan program AI. Dijuluki “Majus“, proyek tersebut sedang dalam persiapan dan peluncurannya sangat dinantikan.
Dokumen referensi internal menunjukkan bahwa Google bermaksud memprioritaskan pertanyaan yang sulit dijawab melalui hasil web konvensional.
Akibatnya, pengguna Google Penelusuran mungkin lebih sering menemukan permintaan untuk mengajukan pertanyaan lanjutan atau menjelajahi konten visual seperti video TikTok dan Instagram Reels sebagai tanggapan atas pertanyaan mereka.
“Ninja internet yang tak tersembuhkan. Ahli daging. Sangat introvert. Analis. Pakar musik. Pendukung zombie.”