KUALA LUMPUR: Seorang warga Indonesia diyakini sebagai pelaku utama dalam video ofensif di Indonesia dan rekamannya tidak dibuat di Malaysia, kata Inspektur Jenderal Polisi.
Tan Sri Abdul Hamid Bador (gambar), polisi memperoleh informasi ini setelah mewawancarai seorang pekerja Indonesia di karantina di Sabah, yang juga merupakan salah satu tersangka dalam kasus tersebut.
“Tersangka ditangkap di Sabah pada hari Senin dan Polisi Kerajaan Malaysia (PDRM) telah mendapatkan petunjuk baru dalam penyelidikan kami.
“PDRM mendapat petunjuk baru bahwa pelakunya berasal dari sana (Indonesia), dan tersangka kami sedang pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan siapa yang mengedit video tersebut,” katanya.
Abdul Hamid mengatakan polisi Malaysia membagikan informasi tersebut dengan rekan-rekannya dari Indonesia dan tersangka utama diharapkan segera diketahui.
“Dalam kasus ini, oknum yang jahat dan tidak bertanggung jawab dengan motif yang buruk telah mengotori lagu kebangsaan Indonesia Raya.
“Parodi ini telah membuat marah masyarakat Indonesia, dan saya jamin Departemen Reserse Kriminal telah mengambil tindakan drastis dengan membuat dan mengirimkan tim khusus ke Sabah kemarin (Rabu) untuk mencari pelakunya,” ujarnya.
Abdul Hamid menekankan bahwa terlibat dalam tindakan yang merendahkan suatu negara merupakan pelanggaran serius. “Kami berharap bisa membawa tersangka (pelaku utama) ke pengadilan setelah dia ditangkap,” katanya.
“Saya ingin mengingatkan warga Malaysia untuk menjauhi kegiatan tercela yang telah melukai perasaan warga negara tetangga kita, Indonesia.”
Video yang diunggah ke bagian komentar di akun YouTube My Asean dua pekan lalu itu berisi lirik hasil editan Indonesia Raya yang menghina Indonesia.
Video tersebut telah dihapus, tetapi telah diunggah ke berbagai aplikasi dan dibagikan secara luas di platform media sosial lainnya di Indonesia, menarik reaksi keras dari banyak pihak. – Bernama
:max_bytes(150000):strip_icc():focal(494x319:496x321)/burmese-python-522b2495393149fa94b3829a0772f18d.jpg)
