Para ilmuwan telah mendeteksi molekul fosfin di Venus pada tingkat yang lebih rendah.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Tanda Gas fosfin di udara Venus sedikit memudar. Namun menurut analisis data terakhir, gas tersebut masih ada.
Pada bulan September, tim astronom internasional menjadi berita utama ketika mereka melaporkan penemuan fosfin. Fosfin merupakan penanda potensial bagi kehidupan di atmosfer planet, meski para ilmuwan mengklaim belum menemukan tanda-tanda kehidupan di sana.
Beberapa penelitian dan pertanyaan telah menjawab laporan penemuan fosfin. Banyak yang skeptis dengan hasilnya. Sekarang, tim yang sama telah menganalisis ulang sebagian datanya, mengutip kesalahan pemrosesan pada data yang awalnya digunakan.
Dilaporkan pada AlamPada Rabu (18/11), peneliti mengonfirmasi sinyal fosfin tersebut, namun mengatakan sinyal tersebut lebih lemah dari sebelumnya.
Pekerjaan ini merupakan langkah penting dalam menyelesaikan perdebatan paling menarik tentang Venus dalam beberapa dekade.
“Saya telah menunggu seumur hidup saya untuk ini,” kata Sanjay Limaye, seorang spesialis planet di Universitas Wisconsin di Madison.
Analisis ulang, berdasarkan pengamatan teleskop radio pada Large Milimeter / submillimeter Array (ALMA) di Atacama, Chili, menyimpulkan bahwa tingkat fosfin rata-rata di seluruh Venus adalah sekitar 1 bagian per miliar. Jumlah ini mewakili sekitar sepertujuh dari perkiraan sebelumnya.
Dalam laporannya pada bulan September, tim tersebut menggunakan data dari ALMA dan James Clerk Maxwell Telescope (JCMT) di Hawaii untuk membuat kesimpulan.
Jane Greaves, pemimpin tim dan astronom di Universitas Cardiff, Inggris, mengatakan dia dan rekan-rekannya mengerjakan ulang karena mereka mengetahui bahwa data ALMA mengandung sinyal palsu yang dapat mempengaruhi hasil.
ALMA merilis data yang dikoreksi pada 16 November. Tim Greaves menjalankan analisis baru dan mempostingnya sebelum peer review malam itu di server pracetak arxiv.org.
“Kami bekerja seperti orang gila,” katanya pada pertemuan Kelompok Analisis Eksplorasi Venus, sebuah forum komunitas untuk NASA.
Menurut Greaves dan rekannya, data ALMA menunjukkan tanda spektral fosfin, molekul yang terdiri dari satu atom fosfor dan tiga atom hidrogen. Mereka mengatakan tidak ada senyawa lain yang bisa menjelaskan data tersebut.
Menemukan fosfin di Venus akan sangat menarik. Di Bumi, fosfin dikaitkan dengan gas yang diproduksi oleh mikroba.
Jika sinyalnya nyata dan memang karena fosfin, kemungkinan mikroba yang hidup dan mengapung di antara awan planet bisa menghasilkan gas. Namun, mungkin juga fosfin diproduksi oleh sumber tak hidup yang belum diketahui para ilmuwan.
Untuk menentukan apakah salah satu skenario ini benar, para peneliti harus terlebih dahulu mengkonfirmasi keberadaan fosfin.
Analisis baru menemukan bahwa konsentrasi fosfin di atmosfer Venus terkadang mencapai 5 bagian per miliar. Ini berarti tingkat gas dapat naik dan turun seiring waktu di berbagai bagian planet ini. Menurut Greaves, situasinya mirip dengan lonjakan metana yang muncul di Mars.
Ilmuwan telah menemukan bukti baru yang mendukung temuan fosfin di Venus. Sebuah tim yang dipimpin oleh Rakesh Mogul, seorang ahli biokimia di California State Polytechnic University di Pomona, California, baru-baru ini menggali data puluhan tahun dari misi Pioneer-Venus NASA pada tahun 1978.
Pesawat ruang angkasa menjatuhkan probe melalui atmosfer planet dengan mengukur kimia awan saat jatuh. Probe ini mendeteksi senyawa fosfor yang mungkin berupa fosfin atau molekul berbasis fosfor lainnya.
“Tapi menurut kami gas paling sederhana yang cocok dengan data itu adalah fosfin,” kata Mogul pada pertemuan 17 November.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”