Indonesia akan menyaksikan langka “ gerhana matahari annular ” pada hari Minggu – Science & Tech

Sebagian besar wilayah kepulauan Indonesia akan menyaksikan tontonan langka gerhana matahari annular, yang akan terjadi bersamaan dengan titik balik matahari musim panas tahun ini pada hari Minggu.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan gerhana merupakan kejadian langka, karena gerhana serupa terakhir yang dapat diamati dari nusantara terjadi pada tahun 1648. Selain itu, orang harus menunggu 19 tahun lagi untuk dapat menyaksikan fenomena seperti itu lagi.

Indonesia akan menjadi salah satu dari banyak negara dan wilayah yang menyaksikan gerhana matahari, termasuk Kongo, Sudan Selatan, Yaman, Arab Saudi, Pakistan, India, Cina, Taiwan dan Kepulauan Guam.

LAPAN mengatakan tempat terbaik untuk menyaksikan gerhana adalah Pulau Miangas di Kepulauan Talaud, utara Sulawesi. Penduduk di sebagian besar Sulawesi Utara, Maluku utara, Papua Barat dan Papua juga bisa menyaksikan sekitar 30-40% gerhana matahari.

Baca Juga: Warga Jakarta Saksikan Gerhana Matahari di Planetarium dan Observatorium Kota

Seluruh gerhana diperkirakan akan berlangsung dua jam di Miangas – paling lama dibandingkan dengan bagian lain negara itu – mulai pukul 15:22 waktu setempat, dan berakhir pada pukul 17:32. Puncak gerhana akan terjadi pada pukul 16:32.

Warga Jakarta, Jawa Barat, dan sebagian besar Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, dan Lampung tidak bisa mengamati gerhana. Beberapa platform akan menyiarkan gerhana secara langsung, seperti Proyek teleskop virtual.

READ  5 Alasan Ban Mobil Cepat Habis, Bisa Pecah Di Tengah Jalan!

Gerhana matahari annular terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi sejajar dengan sempurna saat Bulan berada pada titik terjauh dari Bumi. Dari permukaan planet, diameter Bulan terlihat lebih kecil dari Matahari. Oleh karena itu, ia menghalangi sebagian besar sinar matahari, meninggalkan lingkaran cahaya di sekeliling bulan.

Titik balik matahari musim panas terjadi ketika Bumi miring sekitar 23,4 derajat ke arah Matahari, yang berarti kutub utara planet dimiringkan langsung ke arah bintang, seperti yang ditunjukkan oleh LiveScience.com. Fenomena ini berarti bahwa belahan bumi utara akan berjemur di siang hari lebih banyak daripada hari lainnya dalam setahun. (kuk)

Periode premi Anda kedaluwarsa dalam 0 hari

tutup x

Berlangganan untuk mendapatkan akses tak terbatas Dapatkan diskon 50% sekarang

Written By
More from Faisal Hadi
Tidak ada pembangkit batu bara baru di Indonesia yang berupaya mengurangi emisi
Indonesia tidak akan menyetujui pembangkit listrik tenaga batu bara baru karena sedang...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *