Dalam upaya untuk meningkatkan kegiatan ekonomi negara, Indonesia meluncurkan kebijakan visa baru minggu ini yang akan memungkinkan orang asing menjadikan Bali sebagai rumah kedua mereka.
Di bawah rezim visa “kediaman sekunder” yang baru, orang asing dapat tinggal hingga 10 tahun dan terlibat dalam berbagai kegiatan, asalkan mereka memenuhi persyaratan yang dipersyaratkan.
Sebuah laporan Channel NewsAsia mengatakan bahwa untuk mendapatkan manfaat dari skema ini, mereka yang tertarik harus memiliki setidaknya US$128.400 di rekening lender mereka dan paspor yang masih berlaku setidaknya selama 36 bulan. “Tujuannya untuk menarik wisman datang ke Bali dan destinasi lainnya,” kata Pj Dirjen Imigrasi Widodo Ekatjahjana saat peluncuran software tersebut, Selasa (25).
Menurut laporan tersebut, peluncuran tersebut dilakukan hanya beberapa minggu sebelum Indonesia menjadi tuan rumah KTT Pemimpin Kelompok 20 (G20) pada pertengahan November, yang akan melihat ribuan delegasi tiba di Bali.
Peraturan baru akan mulai berlaku pada 25 Desember 2022.
“Kebijakan keimigrasian ini merupakan salah satu insentif non-fiskal yang dapat mendorong beberapa orang asing untuk tetap tinggal dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia dalam lingkungan ekonomi international yang semakin dinamis,” tambah Ekatjahjana seperti dilansir Channel NewsAsia.
Rezim visa baru, bagaimanapun, diterima dengan reservasi oleh sektor perjalanan Bali. Putu Winastra, kepala biro perjalanan wisata Indonesia cabang Bali, menyatakan ketidakpastian tentang bagaimana kebijakan baru akan membantu meningkatkan pariwisata di pulau itu. “Visa domestik kedua akan diberikan kepada orang-orang yang tinggal di Bali dalam jangka panjang,” kata Winastra kepada CNA.
Visa tinggal kedua atau visa emas telah menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir. Rezim visa memungkinkan individu untuk memperoleh paspor kedua atau tinggal di negara lain. Skema ini hadir dengan sejumlah manfaat, yang bervariasi dari satu negara ke negara lain.


“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”