Presiden Kolombia, Gustavo Petro, mengumumkan bahwa pemerintahannya telah menghentikan pembelian senjata dari Israel sebagai bentuk protes terhadap kekerasan yang dilakukan oleh tentara Zionis di Kota Gaza. Keputusan ini diambil setelah Petro melihat tentara Israel menembak mati 112 warga Palestina yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan.
Petro menyalahkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, atas kekerasan yang terjadi di sekitar konvoi bantuan kemanusiaan di Gaza. Lebih dari 700 orang lainnya dilaporkan terluka dalam serangan tersebut. Pejabat kesehatan di Gaza melaporkan bahwa 112 orang tewas dalam penembakan massal tersebut, yang meningkatkan jumlah korban tewas akibat perang brutal Israel menjadi lebih dari 30.000 orang.
Israel sendiri memberikan alasan bahwa banyak korban tewas akibat tertindas dalam perebutan makanan di sekitar konvoi bantuan kemanusiaan. Namun, Petro menegaskan bahwa tindakan Israel tersebut merupakan genosida dan mengingatkan dunia akan Holocaust, serta meminta agar Netanyahu diblokir oleh komunitas internasional.
Sebagai langkah protes yang lebih lanjut, Kolombia telah menghentikan semua pembelian senjata dari Israel. Petro menekankan bahwa tindakan ini bertujuan untuk menunjukkan kecaman terhadap kekerasan yang dilakukan oleh Israel, serta untuk mendukung rakyat Palestina yang terus tertindas. Semoga langkah ini dapat memberikan tekanan kepada Israel untuk menghentikan kekerasan serta memulai dialog damai dengan Palestina.
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”