Jakarta. Meksiko dan Indonesia lebih bersatu dari sebelumnya dalam menghadapi krisis global, dan kedua negara sahabat berusaha untuk lebih memperkuat hubungan bilateral mereka, menurut utusan Meksiko.
Dari perubahan iklim yang merajalela hingga krisis pangan dan energi, dunia menghadapi krisis demi krisis. Belum lagi ketegangan geopolitik yang meningkat di Eropa Timur dan Asia Timur Laut.
“Meksiko dan Indonesia lebih bersatu dari sebelumnya dan bekerja untuk menemukan solusi untuk masalah ini melalui diplomasi dan kerja sama internasional,” kata Duta Besar Meksiko untuk Indonesia, Armando G. lvarez, Kamis malam saat Hari Nasional Meksiko di Jakarta.
Dubes RI berterima kasih kepada Indonesia yang telah mendukung Meksiko dengan menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Demikian pula, Meksiko telah memberikan dukungan penuh kepada kepresidenan Indonesia di G20.
lvarez mengatakan hubungan bilateral yang kuat sudah ada sejak kemerdekaan Indonesia dan hubungan ini telah berkembang secara signifikan selama beberapa dekade.
Meksiko dan Indonesia telah mengembangkan kerangka kerja sama yang komprehensif yang mencakup konsultasi politik bilateral secara teratur.
Kerangka kerja ini juga mencakup budaya dan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kemitraan yang terkait dengan energi dan lingkungan, untuk beberapa nama.
“Kami sedang merundingkan instrumen kerjasama lainnya di bidang perikanan dan pertanian, olahraga, penelitian pertanian dan kesehatan hewan,” tambah utusan itu.
Hari ini menandai peringatan 212 tahun kemerdekaan Meksiko.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan, “Indonesia sangat menghargai pentingnya hari ini untuk memperingati Grito de Dolores. [‘Cry of Dolores’] oleh Miguel Hidalgo yang menginspirasi Meksiko untuk mendapatkan kemerdekaan. Seperti Meksiko, gerakan kemerdekaan Indonesia diluncurkan atas seruan Founding Father Soekarno.”
“Mari kita terus mewujudkan visi para founding fathers kita untuk memastikan kemakmuran rakyat kita dan memastikan tidak ada yang tertinggal dalam menghadapi kesenjangan digital yang berkembang di seluruh dunia,” kata Menkeu.
Pada tanggal 16 September 1810, di kota Dolores, imam Katolik Roma Miguel Hidalgo membunyikan lonceng gerejanya dan menyerukan kemerdekaan dari Spanyol. Momen bersejarah ini kemudian dikenal sebagai Grito de Dolores.
Pada malam tanggal 15 September, presiden Meksiko akan mereproduksi tangisan Hidalgo dari balkon Istana Nasional di Mexico City. Dia juga akan membunyikan bel yang sama yang digunakan pendeta.
Pemecah masalah. Penulis. Pembaca lepas. Gamer setia. Penggemar makanan jahat. Penjelajah. Pecandu media sosial yang tidak menyesal.”