Noor menjelaskan, psikosomatik merupakan kelainan atau penyakit yang gejalanya menyerupai penyakit fisik yang disebabkan oleh faktor psikologis atau peristiwa psikososial tertentu. Hal ini biasanya terjadi karena kurangnya kemampuan beradaptasi seseorang dalam menghadapi stres.
“Kalau sudah menjadi gangguan psikosomatis, berarti itu bukan reaksi yang normal. Itu karena pasiennya mengalami gangguan fisik, ”kata Noor.
Psikosomatik dapat terjadi melalui proses emosional, yaitu stres yang tidak teradaptasi dengan baik. Emosi yang diproses oleh otak akan diteruskan oleh sistem saraf ke organ-organ tubuh. Misalnya saluran pencernaan, saluran pernafasan dan sistem hormonal.
Noor mencontohkan, orang merasa sesak napas yang menandakan gangguan saluran pernapasan psikosomatis. Hal tersebut terjadi jika sesak napas yang Anda alami sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologis pasien.
Lebih lanjut dijelaskannya, gangguan psikosomatis dapat terjadi baik pada orang sehat, namun juga dapat terjadi pada orang yang memiliki kelainan fisik pada organ fisiknya. Pada orang sehat jasmani, gangguan psikosomatis ini akan menimbulkan berbagai manifestasi, seperti sering berdebar-debar, keringat dingin, gangguan pencernaan seperti kembung, mual, dan gangguan tidur.
Sedangkan jika gangguan psikosomatis ini terjadi pada orang yang sudah sakit fisik, maka secara psikosomatis dapat memperburuk penyakit yang dideritanya. Selain itu, juga menurunkan kualitas hidup dan kepatuhan terhadap pengobatan.
Jika sudah terjadi gangguan psikosomatis, diperlukan pendekatan holistik. Artinya, menggunakan pendekatan terhadap gangguan psikologis yang mendasari serta pendekatan gangguan fisik yang muncul akibat gangguan psikosomatis tersebut.
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”