JAKARTA • Presiden Indonesia Joko Widodo kemarin mengatakan bahwa menteri olahraganya mengundurkan diri setelah ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh lembaga antikorupsi.
Imam Nahrawi adalah menteri kabinet kedua yang terlibat dalam kasus korupsi, yang merupakan pukulan berat bagi Joko, presiden Indonesia pertama yang datang dari luar lembaga politik atau militer. Pak Joko menjabat pada tahun 2014, menjanjikan pemerintahan yang bersih dan efisien.
Komisi Pemberantasan Korupsi atau yang dikenal dengan inisial KPK, pada Rabu menetapkan Pak Imam dan asistennya sebagai tersangka.
“Kami akan putuskan apakah akan menggantikannya atau ada pejabat menteri, tapi saya sudah menerima surat pengunduran diri,” kata Joko.
Kasus korupsi melibatkan dua organisasi: Kementerian Olahraga dan Komite Olahraga Nasional (Koni).
Mr Imam dituduh menerima 26,5 miliar rupee (S $ 2,6 juta) dalam suap terkait dengan permintaan kepada kementerian untuk proposal hibah Koni dalam anggaran tahun lalu, kata Alexander Marwata, wakil ketua KPK.
“Uang itu akan digunakan untuk keperluan pribadinya melalui asisten pribadinya,” tambahnya.
Wakil panitia dituduh telah memberikan sebagian uang kepada Pak Imam melalui asistennya sebanyak lima kali.
Perwakilan, serta tiga pegawai kementerian dan panitia, sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Pak Imam, dalam tayangan televisi Rabu malam, mengimbau masyarakat untuk “menjaga praduga tak bersalah” dan berjanji akan bekerja sama dengan KPK dalam penyidikan.
“Saya berharap itu bukan sesuatu yang bermotif politik dan di luar sistem hukum,” ujarnya.
Kasus ini mengemuka setelah KPK melancarkan operasi tangkap tangan pada Desember lalu dengan menyita Rp 7,4 miliar.
Mantan menteri urusan sosial Joko Idrus Marham dijatuhi hukuman tiga tahun penjara pada bulan April oleh pengadilan korupsi khusus untuk kasus korupsi.
Kasus terbaru juga muncul ketika aktivis antikorupsi menyuarakan keprihatinan mereka atas perubahan yang disetujui parlemen minggu ini dan disetujui oleh presiden yang dikhawatirkan akan merampas efektivitas KPK.
REUTERS
Pemecah masalah. Penulis. Pembaca lepas. Gamer setia. Penggemar makanan jahat. Penjelajah. Pecandu media sosial yang tidak menyesal.”