Jakarta, CNBC Indonesia – Retorika pemberian keringanan pajak % untuk mobil baru, jika tercapai, merupakan ancaman bagi kegiatan jual beli mobil bekas. Beberapa design mobil bekas akan terpukul, terutama di golongan harga Rp100 juta.Di segmen ini, mobil baru yang sebelumnya Rp200 juta akan turun menjadi Rp100 juta jika pajaknya % s. ‘terapan.
“Sejak April lalu, sudah turun. Kami melihat penjualan mobil berdasarkan survei seller pra-pandemi, 3,7 device, turun menjadi 1,4 unit sekitar tiga bulan lalu. Dua pekan lalu, setelah survei, mereka mampu menjual 2,1 device mobil per minggu. Memang naik 50% dari kemarin, tapi belum sampai ke titik pra-pandemi, ”kata CEO OLX Autos Indonesia Johnny Widodo. CNBC Indonesia, Rabu (30/9).
Jika tidak ada kelonggaran regulasi, seperti pengurangan porsi uang muka (DP), kondisi ini bisa saja berlanjut. Sejumlah jenis mobil bisa terpengaruh, terutama mobil kelas menengah berbiaya rendah.
“Dari segi kuantitas, mobil dengan minivan di kisaran Rp100 juta. Masih jadi favorit. Tapi nyatanya kalau dilihat lagi, mobil bekas sekelas 200-300 juta. Rp. Lebih kecil pengaruhnya dibanding mobil di bawah Rp 100 juta, tapi dampak persediaan premi yang lebih rendah lebih kecil, ”kata Johnny.
Mobil murah memang lebih diminati untuk mobil bekas. Namun, Johnnya melihat regulasi keuangan yang lebih ketat untuk bertransaksi sebagai penghalang. Misalnya, tingginya uang muka yang ditetapkan oleh perusahaan leasing. Hal tersebut juga telah disadari langsung oleh diler mobil bekas di bidangnya.
“Sangat sulit, kami menjual mobil kecil. Uang muka Rp 10 juta tidak bisa lagi. Uang muka Rp 40 juta, Rp 50 juta Orang bingung, bayangkan dulu Rp 40 juta bukan asuransi. Ya, asuransinya Rp 10 juta Overall Rp 50 juta untuk membeli Ayla, Agya. Bayangkan saja, ”ujar Internet marketing WTC Would like Autocars Mangga Dua Ricky.
(Hai, Hai)
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”