NASA bersiap-siap untuk meluncurkan tiga roket bertajuk Atmospheric Perturbations around Eclipse Path (APEP) pada 8 April mendatang. Roket ini akan terbang dari Fasilitas Penerbangan Wallops di Virginia dengan tujuan mempelajari dampak redupnya sinar matahari di atmosfer bumi bagian teratas atau ionosfer.
Diluncurkan pada tiga waktu yang berbeda sebelum, saat, dan setelah gerhana matahari, roket APEP diharapkan dapat mencapai ketinggian 420 kilometer dari permukaan bumi. Meskipun hanya ada tiga roket yang akan diluncurkan, instrumen roket APEP diharapkan dapat menghasilkan data yang banyak.
Selain itu, empat instrumen sekunder yang akan diluncurkan sebagai muatan roket APEP, tiga di antaranya dibuat oleh Embry-Riddle dan satu oleh Dartmouth College di New Hampshire. Para peneliti akan mengamati gangguan komunikasi radio akibat gerhana matahari total selama instrumen berada di atmosfer.
NASA menjelaskan bahwa pemahaman mengenai gangguan komunikasi akibat gerhana masih rendah. Oleh karena itu, misi roket APEP dianggap sangat penting untuk meningkatkan pemahaman mengenai fenomena ini.
Seluruh kegiatan ini memberikan gambaran tentang betapa pentingnya penelitian fenomena alam bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Diharapkan dengan adanya misi roket APEP ini, pemahaman mengenai dampak gerhana matahari terhadap atmosfer bumi dapat dikaji lebih mendalam.
