Oven kurang diminati orang Indonesia, kenapa? Semua halaman

JAKARTA, KOMPAS.com – Oven bagian dari peralatan elektronik di dapur rumah yang digunakan untuk memasak makanan.

Mode kerja oven saat digunakan, ia menggunakan sumber energi listrik atau gasoline. Elemen pemanas dalam oven mengubah kedua sumber energi tersebut menjadi panas, yang didistribusikan secara merata di dalam ruang oven.

Dengan menggunakan sumber panas ini, oven mampu memasak atau memanggang makanan tergantung waktu yang dibutuhkan.

Baca juga: Cara membersihkan karang gigi yang membandel dari oven

Intinya, oven diciptakan untuk mempermudah proses memasak dalam waktu yang singkat.

Dari teknologi oven yang canggih, tahukah Anda bahwa tidak banyak orang yang tertarik dengan oven di Indonesia?

Hal tersebut disampaikan oleh Deputy Common Manager Strategic Items Team, PT House Appliances. Sharp Electronic Indonesia, Andrew Gultom pada konferensi pers digital dan peluncuran oven uap superheated Sharp Healsio yang dilanjutkan Kompas.com, Rabu (11/11/2020).

“Memang kita tahu di Indonesia itu untuk microwave (oven) tingkat penetrasi (pengguna) masih sangat rendah, ”kata Andrew.

Baca juga: Panduan mudah untuk membersihkan microwave

Andrew menjelaskan salah satu kendala yang dihadapi adalah minimnya peminat oven karena tingginya konsumsi energi yang dibutuhkan saat seseorang menggunakan oven.

Untuk oven biasa, daya listrik paling rendah sekitar 400 watt. Jika teknologi oven semakin canggih, daya listriknya bisa mencapai lebih dari 800 watt.

Selain daya listrik yang tinggi, yang membuat oven kurang diminati masyarakat Indonesia adalah harga jualnya yang dinilai “mahal” oleh sebagian orang.

Pada saat yang sama, Common Supervisor Penjualan Nasional PT Sharp Electronic Indonesia Andry Utomo mengatakan menjual oven memang merupakan penjualan yang sulit di perusahaan Indonesia sebanyak mungkin.

READ  Jokowi, ketua perunding pertama ASEAN tentang Myanmar - Selasa, 27 April 2021

Baca juga: Tak hanya pemanas, microwave juga bisa dimanfaatkan untuk memasak makanan

“Pasalnya, pasar oven belum menjangkau semua segmen pasar, untuk segmen menengah ke atas, milenial hingga kalangan profesional. Kami juga membidik segmen tertentu di kota-kota tertentu,” kata Andry.

Andry pun mengakui oven terbaru yang dijual perusahaannya, Sharp Healsio Superheated Steam Oven, tidak akan laku sebanyak produk elektronik lainnya.

Dalam setahun, Andry hanya menargetkan 1.000 penjualan untuk oven dengan harga Rs 8 juta.

Oleh karena itu, tidak heran jika keberadaan oven jarang ditemukan, mengingat masih sedikit masyarakat Indonesia yang ingin meletakkan oven di dapur rumahnya.

Written By
More from Faisal Hadi
BRIN mengembangkan visualisasi keanekaragaman hayati, melakukan analisis data
Jakarta (ANTARA) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang mengembangkan visualisasi...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *