Komite Olimpiade Nasional (NOC) Indonesia telah meminta dukungan penuh dari pemerintah karena berupaya bersaing dengan beberapa negara lain untuk memenangkan tawaran menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
Presiden Republik Indonesia NOC Raja Sapta Oktohari mengatakan dia optimis bahwa negaranya memiliki peluang nyata untuk menjadi tuan rumah acara olahraga internasional, terlepas dari kompetisinya.
Australia, India, Unified Korea, China dan Jerman sebelumnya telah mengikuti proses tender, katanya.
“Qatar menulis kepada IOC [International Olympic Committee] menyatakan niatnya untuk mengikuti proses tender minggu lalu, ”kata Raja dalam pernyataan tertulis yang dirilis Rabu.
“Semakin banyak negara yang menyatakan keseriusannya menjadi tuan rumah Olimpiade 2032, jadi kita harus melakukannya.”
Baca juga: Indonesia akan bangun pusat pelatihan kelas dunia untuk Olimpiade 2032, kata NOC
Jika semua berjalan sesuai rencana, Indonesia bisa mewujudkan mimpinya menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang menjadi tuan rumah ajang bergengsi ini, ujarnya.
“NOC membutuhkan dukungan besar dari pemerintah. Selama ini, kami belum mengambil langkah yang berarti untuk mencapainya [our ambition] menjadi tuan rumah acara, ”tambah Raja.
Ia menambahkan, NOC sebelumnya telah mendapat dukungan dari lembaga pers dan badan usaha milik negara.
Peluang yang disambut baik ini akan membantu memperkuat reputasi Indonesia di mata dunia internasional, sekaligus secara positif mengubah persepsi keseluruhan tentang nusantara, kata Raja.
“Kita perlu meyakinkan dunia bahwa keberhasilan kita menjadi tuan rumah Asian Games 2018 dan Para Asian Games adalah bukti kemampuan Indonesia menjadi tuan rumah. [the Olympics],” dia menambahkan.
NOC sebelumnya mengatakan negara itu tidak memiliki kota di luar Jakarta untuk tawaran yang direncanakan untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032, mengakhiri spekulasi baru-baru ini tentang kemungkinan rencana untuk mengusulkan ibu kota masa depan negara di Kalimantan. oriental sebagai kota tuan rumah.
Pemecah masalah. Penulis. Pembaca lepas. Gamer setia. Penggemar makanan jahat. Penjelajah. Pecandu media sosial yang tidak menyesal.”