Pemasok harap bersabar Ya, PLN menyebut waktunya untuk membayar tagihan

Jakarta, CNBC Indonesia – PT PLN (Persero) mengatakan penurunan penjualan listrik akibat pandemi Covid-19 membuat arus kas perseroan bermasalah. Tidak diragukan lagi bahwa hal ini juga berdampak pada keterlambatan pembayaran kepada pemasok.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan pandemi Covid-19 telah mengakibatkan penurunan penjualan listrik yang signifikan. Permintaan listrik publik pada tahun 2020 turun 10% dibandingkan tahun 2019.

Pendapatan PLN, yang awalnya rata-rata Rp 25 triliun for each bulan sebelum pandemi, namun pada saat puncak pandemi, turun menjadi hanya Rp 22-23 miliar for each bulan.




“Itu baru saja terpikir oleh kami saat itu arus kas (arus kas) bayar penjual atau cegah listrik padam, dan kita pilih listrik tidak padam, sehingga pembayaran (hutang) kepada penjual ditangguhkan. Tetapi dengan meningkatnya kebutuhan listrik selama 1-2 bulan terakhir, kembali Kami (pendapatan) meningkat, ”ujarnya saat rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi VI DPR RI, Rabu (9/9/2020).

Meski pembayaran tertunda, Zulkifli mengatakan perseroan tetap berkomitmen untuk menyelesaikan tagihan pemasok. Namun, lanjutnya, pihaknya sudah meminta waktu. Sayangnya, Zulkifli tidak menyebutkan besaran tagihan pemasok yang belum dibayar.

“Kami berkomitmen untuk menyelesaikan faktur pemasok, tetapi ini akan memakan waktu,” pintanya.

Dalam PDR, bos PLN itu juga menyebut utang pemerintah kepada PLN sebesar Rp 45 triliun sebagai kompensasi pada 2018 dan 2019. PLN bersyukur pemerintah sudah mulai melunasi pembayaran. Dengan pembayaran utang publik tersebut, kata dia, akan berdampak baik pada arus kas PLN.

“Kami berterima kasih kepada (pemerintah) yang mengumpulkan tunjangan dan sudah mulai membayar juga arus kas kami meningkat, ”katanya.

READ  Tinjauan Ekonomi 2H21: Lebih Lanjut Mitigasi Risiko Gelombang Kedua - Bisnis

Seperti diketahui, kompensasi utang pemerintah mencapai Rp 45,42 miliar, terdiri dari kompensasi tarif yang belum dibayar di PLN pada 2018 sebesar Rp 2317 miliar dan pada 2019 Rp 22,25 miliar.

[Gambas:Video CNBC]


(wia)

Written By
More from Faisal Hadi
Indonesia siapkan strategi khusus kelola krisis pangan dan energi
Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Indonesia menyiapkan strategi khusus 2023 untuk menghadapi krisis...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *