Indonesia membakar lebih banyak batu bara pada tahun 2022 dibandingkan tahun lainnya, menurut analisis awal. Hal ini menempatkan Indonesia pada jalur untuk menjadi salah satu penghasil emisi karbon terbesar dari bahan bakar fosil di dunia.
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukkan konsumsi batu bara sebesar 745,72 juta barel minyak (boe) pada 2022. Naik 33% dari 558,78 juta boe pada 2021.
Data menunjukkan, konsumsi batu bara negara itu tercatat tertinggi dengan margin yang sangat lebar.
Ditambah dengan peningkatan konsumsi bahan bakar fosil lainnya, seperti minyak (12%) dan gas (1,2%), peningkatan tersebut menghasilkan peningkatan total emisi Indonesia dari bahan bakar fosil sebesar 20,3%.
“Tidak satu pun dari sepuluh penghasil emisi terbesar di dunia yang tumbuh sebesar 20% dalam 15 tahun terakhir,” kata Robbie Andrew, anggota Proyek Karbon Global dan peneliti senior di Pusat Penelitian Iklim Internasional CICERO Norwegia. .
Pada tahun 2021, emisi Indonesia dari bahan bakar fosil adalah yang tertinggi kesembilan di dunia, menurut data Proyek Karbon Global. Dengan meningkatnya emisi bahan bakar fosil, Indonesia telah menjadi penghasil emisi CO2 fosil terbesar keenam di dunia.
Meskipun emisi bahan bakar fosil Indonesia meningkat, emisi bahan bakar fosil per kapita Indonesia sebesar 2,7 ton masih jauh di bawah Amerika Serikat sebesar 15 ton.
Departemen perubahan iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tidak menanggapi permintaan komentar dari Mongabay.
Sumber: mongabay.com
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”