Penjelasan: Pentingnya Lukisan Gua Tertua di Dunia, Ditemukan di Indonesia

Penjelasan: Pentingnya Lukisan Gua Tertua di Dunia, Ditemukan di Indonesia

Sebuah tim arkeolog telah menemukan apa yang mungkin merupakan lukisan gua tertua di dunia yang berusia lebih dari 45.000 tahun. Lukisan gua menggambarkan babi hutan endemik pulau Sulawesi di Indonesia, tempat lukisan itu ditemukan. Pulau Indonesia bagian tengah yang menempati area seluas lebih dari 174.000 km2 ini terletak di antara Asia dan Australia dan memiliki sejarah panjang pendudukan manusia, catat para arkeolog dalam temuannya yang dipublikasikan di jurnal Science Advances.

Jadi apa pentingnya lukisan gua?

Para arkeolog mencatat bahwa lukisan tanggal babi kutil dari Sulawesi tampaknya merupakan gambar perwakilan tertua dari binatang di dunia. Tim menemukan lukisan ini di Gua Batu Kapur Leang Tedongnge selama penelitian lapangan.

Lukisan itu dibuat menggunakan pigmen oker merah dan menggambarkan seekor babi dengan jambul pendek dengan rambut tegak dan sepasang kutil di wajah seperti tanduk di depan mata, yang kemungkinan mengamati interaksi sosial atau perkelahian antara dua babi kutil lainnya. Babi ini telah diburu oleh manusia selama puluhan ribu tahun dan merupakan hewan yang paling sering digambarkan dalam seni cadas Zaman Es di pulau itu, menunjukkan bahwa mereka telah lama digunakan sebagai makanan dan membentuk “pusat pemikiran kreatif dan ekspresi artistik“Untuk orang-orang pada masa itu, peneliti doktoral Basran Burhan yang menemukan seni cadas itu dikutip dalam siaran persnya.

Buku, “Arkeologi Sulawesi »diterbitkan oleh Australian National University Press pada tahun 2018 menyebutkan bahwa pulau Sulawesi memiliki beberapa seni cadas tertua di dunia dan juga beberapa bukti tertua keberadaan hominid di luar batas selatan. zaman es.

GABUNG SEKARANG : Saluran Telegram Dijelaskan oleh Express

READ  Miss World 2021: Tracy Maureen Perez di 13 besar

Hominin termasuk manusia modern, spesies manusia yang punah, dan nenek moyang langsung kita. Homo sapiens adalah manusia modern pertama yang berevolusi dari hominid pendahulunya antara 200.000 dan 300.000 tahun yang lalu. Diperkirakan manusia modern ini mulai bermigrasi keluar dari Afrika sekitar 70.000 hingga 100.000 tahun yang lalu.

Meski begitu, masih belum jelas kapan manusia modern pertama kali menjajah Sulawesi. Sejauh ini, bukti tidak langsung paling awal tentang keberadaan manusia modern di Sulawesi terdiri dari seni cadas prasejarah, catat para peneliti.

Pada tahun 2019, mural gua yang menggambarkan perburuan babi dan kerbau menjadi catatan sejarah tertua di dunia. Lukisan gua ini juga ditemukan di Sulawesi oleh tim arkeolog yang sama yang mengklaim berusia setidaknya 44.000 tahun. Sebelum penemuan ini, seni cadas yang ditemukan di situs-situs Eropa yang berusia antara 14.000 dan 21.000 tahun yang lalu dianggap sebagai yang tertua. Temuan ini dipublikasikan di jurnal Alam dan dinobatkan sebagai salah satu dari 10 terobosan sains terbaik tahun 2020 oleh majalah Science.

Bagaimana para arkeolog menentukan penanggalannya?

Maxime Aubert dari Pusat Penelitian Sosial dan Budaya Griffith, yang ikut menulis penelitian dan yang mengambil sampel seni untuk dianalisis, mengatakan kepada AFP bahwa lukisan itu pertama kali ditemukan oleh Burhan pada 2017 sebagai bagian dari investigasi yang dilakukan oleh tim. dengan otoritas Indonesia.

Meskipun penanggalan seni cadas bisa sulit, untuk lukisan ini para arkeolog menggunakan metode yang disebut analisis isotop seri-U, yang menggunakan endapan kalsium karbonat yang terbentuk secara alami di permukaan dinding gua untuk menentukan umurnya.

Aubert dikutip mengatakan dalam siaran pers Universitas Griffith bahwa untuk lukisan ini mereka menggunakan deposit kalsium karbonat, juga dikenal sebagai “popcorn gua”, yang telah terbentuk di kaki belakang salah satu figur babi. Aubert menghapus deposit ini dari lukisan dan selama analisisnya mereka dapat menentukan usia minimum lukisan itu sekitar 45.500 tahun, yang berarti lukisan itu dibuat lebih awal.

READ  Indonesia kirim 35 atlet ke Asian Paralympic Youth Games ke-4

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *