Jakarta (ANTARA) – Elektrifikasi seluruh armada bus TransJakarta telah terbukti layak secara finansial dan diharapkan dapat menghasilkan nilai ekonomi sebesar Rp4,2 triliun ($281 juta) pada tahun 2030.
“Elektrifikasi armada Transjakarta dalam skala besar dianggap layak secara finansial dan ekonomi dan harus segera dilaksanakan untuk memaksimalkan manfaatnya,” kata Gonggomtua Sitanggang, pelaksana tugas direktur Institut Kebijakan Transportasi Indonesia dan Pembangunan (ITDP).
Nilai ekonomi yang diproyeksikan Rp 4,2 triliun setelah elektrifikasi skala besar armada TransJakarta didasarkan pada studi yang dilakukan oleh ITDP Indonesia, tambahnya.
ITDP juga bermitra dengan PACT (Partnering for Accelerated Local climate Transitions) pemerintah Inggris untuk penelitian ini.
Elektrifikasi seluruh armada harus tercapai pada tahun 2023 dan harus mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) hingga hampir 60%.
Menurut Sitanggang, kajian tersebut menunjukkan bahwa untuk memastikan kelayakan transisi penuh ke bus listrik, TransJakarta perlu menjajaki skema pembiayaan baru, seperti memisahkan kepemilikan aset dan pengoperasian armada.
ITDP juga menyarankan TransJakarta untuk mengatur sistem leasing dengan operator untuk menyebarkan risiko operasional dan biaya pembiayaan.
Dia juga merekomendasikan agar penyedia layanan angkutan cepat bus kota bekerja sama dengan Kementerian Keuangan untuk mendapatkan biaya pembiayaan terendah untuk pembelian bus listrik.
Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) juga dapat menjadi alternatif instrumen investasi pembiayaan software e-bus.
Pada kesempatan yang sama, Asisten Perekonomian dan Keuangan Provinsi DKI Jakarta, Sri Haryati mengatakan, Pemprov berkomitmen mendukung transportasi dan mobilitas yang berkelanjutan untuk mencapai dekarbonisasi pada 2050.
Ia menambahkan, kajian ITDP telah membantu pemerintah melakukan upaya elektrifikasi angkutan umum.
“Pelajaran dari ITDP Indonesia sangat bermanfaat bagi Jakarta (dalam upaya) menuju elektrifikasi angkutan umum, sebagai bagian dari komitmen untuk menata Jakarta sebagai kota global yang berkelanjutan,” tambahnya.
Berita Terkait: TransJakarta Jajaki Penerbitan Eco-friendly Bond di London Inventory Trade
Berita Terkait: TransJakarta akan menggunakan pengenalan wajah untuk mencegah pelecehan seksual
Berita Terkait: Jakarta mencari lebih banyak bus TransJakarta untuk mengurai kemacetan
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”