Jakarta. Presiden Joko “Jokowi” Widodo memerintahkan “reformasi total” Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) yang gagal memenuhi persyaratan internasional membuat bendera nasional tidak dapat dikibarkan ketika tim nasional memenangkan Piala Thomas awal pekan ini.
Insiden itu memicu kemarahan di negara pecinta bulu tangkis karena merusak perayaan nasional ketika penantian 19 tahun untuk gelar tim utama putra akhirnya berakhir ketika komuter Indonesia mengalahkan lawan China mereka 3 -0 di Denmark.
Sebuah pertemuan kabinet diadakan pada hari Jumat untuk membahas masalah ini secara khusus.
“Dalam pertemuan itu, presiden memerintahkan penilaian internal dan penyelidikan penuh,” kata juru bicara kepresidenan Bey Machmudin dalam konferensi pers.
“Dia juga memerintahkan reformasi total di dalam LADI dan Menteri Pemuda dan Olahraga untuk meningkatkan komunikasi dengan WADA,” tambahnya, merujuk pada Badan Anti-Doping Dunia.
Indonesia dikenai sanksi oleh WADA karena tidak mematuhi kode anti-doping. Menurut situs web WADA, ketidakpatuhan “adalah hasil dari ketidakpatuhan dalam penerapan program kontrol yang efektif” untuk tahun 2020 dan 2021.
Pertengahan September lalu, Indonesia diberi waktu 21 hari untuk mengklarifikasi masalah program pengujiannya di WADA, di mana negara itu dilarang menjadi tuan rumah acara olahraga internasional dan mengibarkan bendera nasionalnya di kompetisi di dunia.
Rapat kabinet yang dipimpin langsung oleh Presiden itu menghadirkan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Menteri Pemuda dan Olahraga Menpora Zainudin Amali, Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Presiden LADI Musthofa Fauzi.
Pemerintah telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki masalah ini dan bernegosiasi dengan WADA sambil menangani masalah mendesak seperti biaya laboratorium WADA yang belum dibayar dan masalah administrasi lainnya.
Pemecah masalah. Penulis. Pembaca lepas. Gamer setia. Penggemar makanan jahat. Penjelajah. Pecandu media sosial yang tidak menyesal.”