JAKARTA – Penanganan kasus yang menjebak Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Polda Metro Jaya Shibab menuai pro dan kontra. Kapolres Jakarta Inspektur Jenderal Fadil Imran juga angkat bicara.
Fadil menuturkan, setiap orang harus memahami pelanggaran protokol kesehatan yang harus diterapkan secara keramaian. Ia juga menganalogikannya dengan perampokan yang disertai pemerkosaan yang berujung pada pembunuhan sebuah keluarga.
“Respon sosial kalian terhadap hal ini pasti luar biasa, kasihan melihat darahnya. Sadis, berita pasti berseri-seri di media. Raja tega. Tapi coba bandingkan reaksi sosial misalnya dengan banjir bandang yang terjadi. membunuh satu desa yang mati. 100 orang misalnya. Ini misalnya perampokan lima orang, “ujarnya kepada Polda Metro Jaya, Jumat 11 Desember 2020.
Baca juga: Jawab panggilan Sabtu ini, Habib Rizieq: Saya tidak pernah ingat komitmen
Menurut Fadil, sudut pandangnya pasti bencana alam, meski keduanya menyebabkan kematian. Dalam kasus perampokan, 5 orang meninggal, sedangkan pada banjir bandang 100 orang. Begitu juga dengan orang banyak, akan mengakibatkan kematian.
“Ekstremitasnya sama-sama mati. Ini (perampokan) lima tewas, di kerumunan selama ini, berapa orang yang tewas akibat Covid-19 di DKI Jakarta? Kalau tidak salah urutan 580.000 di seluruh Indonesia, DKI 148 ribu, ”ujarnya.
Fadil menambahkan, angka kematian akibat Covid-19 bukanlah jumlah yang sedikit. Untuk itu, hukum harus diterapkan dalam penanganan kasus keramaian.
Baca juga: Selain Habib Rizieq, FPI siap mendampingi 5 tersangka lainnya
Sebelumnya, Polda Metro Jaya mencontohkan Habib Rizieq Shihab akan menahannya karena tidak menanggapi dua panggilan. Dia secara resmi ditetapkan sebagai penghasut dan tersangka massa.
(Ari)
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”