Para ilmuwan telah mengungkapkan temuan menarik dari analisis sampel batu dan debu asteroid Bennu. Salah satu sorotan adalah kehadiran partikel putih terang yang jarang ditemukan di bebatuan gelap Bennu, serta keberadaan magnesium fosfat yang dapat memberikan informasi tentang aktivitas geologi di tubuh induk Bennu.
Selain itu, dalam sampel Bennu juga ditemukan glisin, asam amino, protein, mineral pembawa air seperti karbonat, sulfit, olivin, dan magnetit. Sampel ini diambil oleh misi OSIRIS-REx NASA pada tahun 2020 dan kembali ke Bumi dengan kapsul pada 24 September 2023, sebelum dikirim untuk dianalisis di Johnson Space Center NASA di Houston.
Tim ilmuwan mulai menyelidiki material Benu yang bocor pada bagian pengumpul sampel pesawat ruang angkasa. NASA menyebut sampel ini memiliki beragam tekstur, mineral terhidrasi, dan bukti pelapukan ruang angkasa dari batu tak berudara yang berumur ribuan tahun.
Para ilmuwan menyebut pecahan Bennu sebagai batuan luar angkasa paling murni yang pernah ditemukan. Bennu sendiri merupakan asteroid berbentuk seperti gasing dengan lebar sekitar 500 meter, terdiri dari bebatuan yang terikat gravitasi dan merupakan peninggalan kuno dari masa-masa awal tata surya kita.
Asteroid ini kemungkinan terpisah dari asteroid yang lebih besar sekitar 700 juta hingga 2 miliar tahun lalu, dan diperkirakan terbentuk di Sabuk Asteroid Utama antara Mars dan Jupiter. Bennu bisa mengandung molekul organik yang mirip dengan molekul awal kehidupan di Bumi, mengingat usianya yang sangat tua lebih dari 4,5 miliar tahun. Temuan ini memberikan informasi berharga tentang sejarah dan evolusi tata surya kita.