JAKARTA – Dengan pemilihan umum di Indonesia setahun lagi, penyelidikan oleh kubu Presiden Joko Widodo mengungkapkan kemungkinan kuat untuk memasangkan calon presiden utamanya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebagai wakil presiden.
Pemilihan dijadwalkan pada 14 Februari 2024 dan penyelidikan dilakukan pada bulan Desember oleh kerabat Jokowi, yang menjalani masa jabatan kedua dan terakhirnya.
Survei yang melibatkan 1.200 responden di seluruh Indonesia ini tidak dimaksudkan untuk dipublikasikan. Hasilnya akan digunakan oleh kubu Jokowi untuk menganalisis dan menyusun strategi.
Koalisi berkuasa Jokowi, yang dipimpin oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), menguasai 471 dari 575 kursi di parlemen.
Hasil survei yang dilihat oleh The Straits Times menunjukkan bahwa Ridwan, 51, adalah pasangan yang paling memenuhi syarat jika pemilihan diadakan pada Desember 2023.
Meski namanya tidak termasuk pasangan yang disimulasikan dalam survei, Pak Ridwan mendapat 24,1% dukungan dari responden.
Pasangan terbaik kedua, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno, hanya mendapat dukungan 14,8%.
Seseorang dari kubu Jokowi mengatakan kepada ST tanpa menyebut nama bahwa pasangan Ganjar dan Menteri BUMN Erick Thohir yang dipuji secara luas belum menerima tingkat dukungan yang membuat kubu cukup percaya diri untuk menang.
“Margin antara pasangan Ganjar-Erick dan pasangan Anies-AHY tidak cukup lebar,” katanya, mengacu pada mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan, calon presiden saingan terdekat dari kubu oposisi, dan Mr. Agus Harimurti Yudhoyono. dengan inisialnya. Dia adalah putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pasangan Ganjar-Erick mendapat 38,6%, sedangkan pasangan Anies-AHY mendapat 30,4%, menurut survei.
Bapak Agus, 44, adalah ketua oposisi Partai Demokrat, sementara Bapak Erick adalah pembantu dekat Bapak Widodo dan telah menjadi salah satu penyumbang terbesar untuk kampanye presiden yang terakhir dalam dua pemilihan terakhir.
Bapak Ganjar, 54 tahun, meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta dan gelar magister ilmu politik dari Universitas Indonesia di Jakarta. Dia bekerja di sebuah perusahaan konsultan sebelum menjadi wakil PDI-P dan kemudian terpilih menjadi gubernur Jawa Tengah pada 2013.
Bapak Ridwan memperoleh gelar master di bidang urban design dari University of California, Berkeley. Pada tahun 1994, ia terpilih sebagai Singapore International Foundation-Asean Fellow dan kuliah di National University of Singapore sebagai mahasiswa pertukaran.
Dia bekerja sebagai arsitek di New York, San Francisco, dan Hong Kong, sebelum menjadi Walikota Bandung pada 2013 dan Gubernur Jawa Barat pada 2018 di berbagai tiket pesta. Dia baru-baru ini bergabung dengan partai Golkar, anggota koalisi yang berkuasa.
Pak Widodo atau yang lebih dikenal dengan panggilan Jokowi berharap penggantinya akan melanjutkan rencananya, termasuk pembangunan Nusantara, ibu kota pemerintahan baru. Pemerintah saat ini bertujuan untuk memindahkan orang ke sana pada tahun 2024.
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”