SEPASI – Profesor virologi dan biologi molekuler Universitas Udayana Guru. Bali. Ngurah Mahardika menyampaikan bahwa perkembangan teknologi saat ini memungkinkan adanya perkembangan dan penemuan vaksin yang lebih cepat dari sebelumnya.
“Dulu agen murni harus didapatkan untuk bereproduksi dan ini memakan waktu lama. Sekarang agen pertama ditemukan lebih cepat dari pada yang direproduksi dengan sintesis, hanya 1 hingga 2 bulan,” kata Ngurah Mahardika dalam laporannya. konferensi pers virtual melalui akun Youtube FMB9ID_IKP, Senin, 2 November. 2020.
Proses pengembangan vaksin varietas yang sangat bergantung vaksin yang terpilih.
Ada beberapa varietas vaksin, Ini adalah vaksin dari virus menjadi punah murni, vaksin vektor adenovirus berdasarkan gen yang disuntikkan ke dalam tubuh manusia untuk membentuk vaksin mandiri, dan vaksin subunit berbasis protein.
Baca juga: Pengalaman liar Frank Lampard membuat Kai Havertz bersinar di Chelsea
Kata Ngurah Mahardika, setiap cowok vaksin memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, jenis yang paling umum digunakan adalah vaksin dari virus yang dinonaktifkan.
“Sebagai vaksin Sinovac yang berpengalaman di Indonesia. Peraturan penerimaan akan lebih mudah. Meski beragam vaksin Yang lainnya tidak ada contoh yang beredar di masyarakat, jadi dari sisi regulasi akan memakan waktu lebih lama, ”ujarnya seperti dilansir Antara.
Ngurah Mahardika menyampaikan bahwa beberapa penyakit dapat dicegah dengan menggunakan vaksin. Contoh paling klasik adalah rabies dan flu.
Rabies dari hewan dapat dicegah dari penularan ke manusia dengan memvaksinasi hewan sebelum terpapar atau ke manusia yang mungkin terpapar atau digigit anjing yang terkena rabies.
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”