Jakarta, CNBC Indonesia – Startup agen perjalanan on the web (OTA) Traveloka mengungkapkan akan segera mencatatkan sahamnya di bursa (go public) dan sedang mempertimbangkan opsi merger dengan perusahaan akuisisi bertujuan khusus. (SPAC) sebagai opsi lain untuk berbicara di pasar saham
SPAC sama saja dengan perusahaan kosong atau shell organization yang menggunakan dana hasil IPO untuk mencaplok perusahaan lain, perusahaan ini tidak teridentifikasi pada saat listing.
Penggabungan yang dihasilkan dengan perusahaan target, seringkali merupakan get started-up di industri dengan pertumbuhan tinggi, menawarkan cara yang lebih cepat dan lebih murah untuk memasuki pasar modal daripada IPO.
“SPAC menjadi salah satu opsi yang kami evaluasi karena sudah didekati oleh beberapa pihak,” kata Chairman Traveloka Henry Hendrawan seperti dikutip dari Reuters, Senin 21/12/2020.
Bankir juga mengatakan Traveloka yang berbasis di Jakarta adalah salah satu dari sedikit perusahaan di Asia Tenggara yang telah didekati atau ditargetkan oleh PSPC.
Sumber yang dekat dengan masalah itu mengatakan Traveloka masih mempertimbangkan opsi antara IPO atau PSPC dan sedang mempertimbangkan valuasi US $ 5-6 miliar. Traveloka menolak berkomentar.
Pada 2019, Henry Hendrawan mengatakan bahwa Traveloka berencana melakukan double checklist atau pencatatan saham di dua bursa di Jakarta dan bursa di negara lain seperti Amerika Serikat (AS).
Commence-up berstatus unicorn (valuasinya lebih dari $ 1 miliar) mengklaim telah mengunduh lebih dari 60 juta unduhan. Perusahaan ini sekarang bergerak di bidang jasa keuangan dan mengumumkan pada Juli lalu bahwa mereka telah mengumpulkan US $ 250 juta dalam bentuk pendanaan investor sebagai bagian dari putaran pendanaan terbaru.
(roy / tas)
“Sarjana musik ekstrem. Penggemar kopi yang ramah. Penginjil makanan. Pembaca hardcore. Introvert freelance. Pengacara Twitter.”