141 juta orang Indonesia menerima setidaknya satu vaksin melawan Covid-19

Jakarta. Indonesia menyuntikkan setidaknya satu dosis vaksin Covid-19 kepada 140,9 juta orang, lebih dari setengah populasinya, pada hari Kamis, mencapai tonggak penting dalam kampanye vaksinasi di tengah kekhawatiran baru atas perlambatan tingkat vaksinasi dan varian baru Omicron. virus.

Info Kementerian Kesehatan menunjukkan negara itu juga berhasil menyuntikkan full dosis vaksin kepada 97,3 juta orang dan lebih dari 1,2 juta dosis booster kepada tenaga kesehatan dan tenaga garda terdepan pandemi. Secara overall, Indonesia mengirimkan 238,1 juta vaksin kepada rakyatnya pada hari Kamis.

Presiden Joko “Jokowi” Widodo menargetkan 270 juta dosis vaksin akan terkirim pada akhir tahun. Ketika tingkat imunisasi harian melambat, tujuan ini menjadi semakin kecil kemungkinannya untuk dipenuhi dalam beberapa minggu terakhir.

Info dari kementerian menunjukkan negara itu hanya berhasil mengimunisasi rata-rata 1,38 juta orang per hari selama tujuh hari terakhir. Dia memberikan lebih dari 2 juta dosis per hari pada puncaknya.

asdf

Siti Nadia Tarmizi, juru bicara Kementerian Kesehatan, mengakui bahwa tingkat vaksinasi terhadap Covid-19 telah menurun dalam tiga minggu terakhir.

Nadia mengatakan vaksin masa depan, terutama orang tua, menjadi selektif tentang vaksin mana yang mereka terima. Sebagian besar menunggu lebih banyak dosis Sinovac tiba daripada beralih ke vaksin lain yang tersedia. “Banyak daerah yang menunggu untuk menerima vaksin Sinovac,” kata Nadia, Rabu.

Meskipun memiliki tingkat kemanjuran yang lebih rendah daripada vaksin lain, banyak yang masih mencari vaksin Sinovac, percaya bahwa sisinya juga lebih ringan.

Namun, karena pasokan Sinovac lebih banyak digunakan pada paruh pertama tahun 2021, stoknya sekarang berkurang secara signifikan. Ia mengatakan Pfizer, Moderna, AstraZeneca telah memanfaatkan paling banyak dari 128 juta vaksin yang saat ini ada di Indonesia.

Banyak yang bosan dengan vaksin terkuat karena banyak penerimanya dilaporkan menderita efek samping yang tidak diinginkan.

Namun, Nadia meyakinkan kita bahwa efek samping setelah vaksinasi adalah reaksi regular dari sistem kekebalan tubuh. Ia berharap daerah di seluruh Indonesia dapat mempercepat laju imunisasinya dengan ketersediaan vaksin yang tersedia.

Dengan kekhawatiran varian Omicron yang menjulang di kejauhan dan langkah-langkah baru untuk memastikan Indonesia tidak memasuki Gelombang 3, fokus vaksinasi beralih ke orang tua.

Menurut Nadia, hanya 53 persen dari semua manula yang menerima dosis pertama vaksin dan 34 persen menerima dosis kedua. Dari lebih dari 20 juta lansia di Indonesia, baru 11 juta yang telah divaksinasi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan orang tua harus “dipaksa” untuk segera menerima dosis vaksin untuk mencegah gelombang penularan baru dan memastikan keselamatan mereka.

Dia mengidentifikasi mereka sebagai kelompok yang paling rentan ketika terpapar SARS-CoV-2 dan dengan risiko terbesar dirawat di rumah sakit untuk perawatan.

“Angka vaksinasi perlu dipercepat agar jika kita masuk [the third wave], kekebalan sudah ada. Prioritas kami fokus pada orang yang berusia di atas 60 tahun,” kata Budi, Rabu.

“Makanya saya minta bantuan teman-teman. Susahnya orang tua mau divaksin,” kata Budi. “Banyak orang tidak ingin divaksinasi – mereka tidak percaya vaksin dapat melindungi mereka. Akibatnya, mereka rentan terhadap infeksi dan bahkan dapat menginfeksi orang lain.”

Written By
More from Faisal Hadi
Gunung berapi paling aktif di Indonesia meletus, melemparkan abu panas lebih dari 2.000 kaki ke udara
Gunung berapi paling aktif di Indonesia meletus pada hari Senin dengan aliran...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *