Bencana yang terjadi secara berurutan telah mempengaruhi jutaan orang di Indonesia dengan frekuensi yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Dalam episode terbaru, banjir bandang dan tanah longsor melanda desa-desa di Pulau Adonara di Indonesia timur, menewaskan sedikitnya 41 orang, sementara beberapa orang diyakini masih hilang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah memperingatkan peningkatan ‘risiko multi bencana’ dalam beberapa bulan pertama 2021 karena meningkatnya intensitas curah hujan dan potensi kegempaan yang lebih tinggi. . Lebih dari 300 bencana, sebagian besar banjir bandang, dilaporkan telah mempengaruhi berbagai wilayah di Indonesia sejauh ini pada tahun 2021.
Banjir bandang membunuh puluhan
Raditya Jati, Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana, mengatakan hujan lebat sejak Sabtu menyebabkan banjir yang melanda Kabupaten Flores Timur di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada pukul 01.00 pada Minggu, lapor kantor berita DPA. Puluhan rumah tertimbun lumpur di Desa Lamanele, sedangkan di Desa Waiburak, banjir menghanyutkan rumah warga dan menyebabkan jembatan ambruk.
Hujan deras dan air yang meluap menenggelamkan rumah-rumah dan juga merenggut nyawa beberapa korban, kata Wakil Perdana Menteri Timor Leste Jose Reis dalam sebuah pernyataan. “Ada jalan yang ambruk, pohon tumbang, dan akses ke daerah-daerah tertentu sulit dilakukan,” katanya, menyebut insiden itu terparah di Timor Leste dalam 40 tahun.
Foto-foto yang dibagikan oleh badan mitigasi bencana menunjukkan arus kuat mengalir melalui sebuah desa, sementara jalan-jalan dipenuhi puing-puing yang ditinggalkan oleh banjir. Jati mengatakan upaya bantuan dan bantuan untuk desa-desa yang terkena dampak terhambat oleh kurangnya transportasi ke pulau itu. Ini hanya dapat diakses melalui laut, tetapi koneksi telah dihentikan karena gelombang tinggi dan kondisi cuaca ekstrem.
Hilangnya hutan bertanggung jawab atas seringnya banjir
Banyak pemerhati lingkungan mengaitkan meningkatnya jumlah banjir bandang, yang menewaskan ratusan orang setiap tahun, dengan hilangnya hutan dan lahan gambut karena deforestasi dan perubahan penggunaan lahan. Konversi hutan dan lahan gambut menjadi ladang pertambangan dan kelapa sawit telah mempengaruhi penyerapan air hujan, yang menyebabkan kenaikan permukaan air secara tiba-tiba setelah hujan lebat. Selama 20 tahun terakhir, negara ini dilaporkan telah kehilangan 9,4 hektar hutan primer.
Badan Klimatologi dan Meteorologi memperkirakan bahwa sebagian wilayah Indonesia dapat menghadapi kondisi cuaca ekstrem dengan hujan lebat dan deras, angin kencang, dan gelombang besar selama seminggu mendatang. Ribuan rumah masih terendam banjir di provinsi Jawa Timur, Indonesia, tetapi air telah surut dan sejumlah pengungsi telah kembali ke rumah, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana. “Ketinggian air sekarang sekitar 20-50 cm. Kemarin ketinggiannya mencapai 80 cm,” kata Jati. Dia mengatakan, hujan deras pada Jumat menyebabkan sungai Wrati, Patuk dan Kedung Larangan meluap.
Topan dan gempa bumi mengancam
Pada Sabtu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengatakan ada dua siklon tropis, yaitu 90S di Samudera Hindia barat daya Pulau Sumatera dan 99S di Laut Sawu, timur Nusa Tenggara. “Kedua siklon tropis akan menguat dalam 24 jam ke depan,” kata Deputi Meteorologi Badan Meteorologi Guswanto. Badan tersebut memperingatkan hujan lebat dan angin kencang di sebagian besar wilayah Indonesia untuk minggu depan.
Selain itu, gempa berkekuatan 5,9 mengguncang provinsi Maluku di Indonesia pada Minggu pagi, kata badan meteorologi dan geofisika. Gempa terjadi pada pukul 01:42 waktu Jakarta pada hari Minggu (6:42 GMT Sabtu), dengan pusat gempa 163 km selatan Ambon, ibu kota provinsi, dan kedalaman 329 km di bawah dasar laut, lapor kantor berita Xinhua. . Intensitas gempa dirasakan pada II hingga III MMI (Modified Mercalli Intensity) di dalam kota. Getaran itu tidak berpotensi memicu tsunami, kata badan tersebut.
(Dengan kontribusi dari IANS)
**
Untuk pembaruan cuaca, polusi udara, sains, dan COVID-19, unduh Aplikasi Saluran Cuaca (di toko Android dan iOS). Gratis!
“Sarjana makanan bersertifikat. Pencinta internet. Guru budaya pop. Gamer yang tidak menyesal. Penggemar musik fanatik.”